Sabtu, 06 September 2014

Epilog Konsep Diri: Membentuk Konsep Diri Positif

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membentuk konsep diri yang positif , yang sudah disusun oleh Bani Sara Fatimah, S. Psi :

1. Tetapkan tujuan/konsep diri yang diinginkan..!

- rencanakan apa saja tujuan yang ingin dicapai

- tujuan-tujuan tersebut tidak hanya untuk menyenangkan orang lain, tapi maknai  untuk diri sediri juga

- tujuan harus halal dan sesuai syariat

- tujuan sesuai dengan kemampuan diri, dengan usaha maksimal tentunya

- dapat berupa jangka pendek maupun panjang


2. Perbaiki atribut dirimu..!

- ubah kebiasaan buruk yang telah diketahui, butuh perjuangan keras pastinya

- cari tahu kelebihan-kelebihan yang dimiliki dalam berbagai bidang dari teman-teman atau keluarga


3. Mengubah penilaian dan pemahaman diri menjadi positif


Pemahaman atas diri  akan membentuk persepsi atau pandangan terhadap diri kita.

Persepsi ini akan membentuk tindakan kita yang selanjutnya dapat memperkuat konsep diri kita.

Agar konsep diri kuat, kita perlu memperbaiki penilaian diri kita dengan cara:

-  Menerima masa lalumu satu paket utuh, termasuk seeemua yang negatif, menerima lingkungan dan orang-orang terkait di dalamnya, dan menerima dirimu.

-  Memaafkan masa lalumu juga, lingkungan dan orang-orangnya, serta dirimu.. tentunya yang perlu dimaafkan

> menerima dan memaafkan, kalo lupa, buka lagi dokumen2 sebelumnya

-  Mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang pastinya banyak sekali dan tidak terhitung untukmu selama ini.

-  Fokuslah pada kelebihan-kelebihan yang dimiliki

-  Memaknai arti hidupmu selama ini dengan positif >baca lagi dokumen makna hidup


Setelah melakukan ketiga langkah tersebut, insya Allah teman-teman akan memperoleh konsep diri yang lebih baik atau konsep diri yang lebih positif.


Bagaimana dengan konsep diri negatif yang dimiliki saat ini? agar kita mampu mengubah konsep diri yang negatif menjadi positif, konsekuensinya adalah kita harus 'mau' untuk mendengarkan segala masukan tentang diri kita yang negatif baik dari hasil refleksi (bercermin diri) maupun masukan orang lain> Meskipun terasa pahit

Setelah itu, masukan-masukan tersebut diuji silang (cross check) dengan diri kita sendiri; hasil uji silang ini akan memberikan pemahaman baru atas diri kita, siapakah sebenarnya kita ini.

Lalu, kembali lagi, lakukan penerimaan dan pemaafan pada dirimu.

Semua kekurangan, ok..! kita manusia.

Kita adalah manusia yang mau berusaha keras untuk lebih baik..!

Lalu, kuatkan dirimu dengan menganalisis untuk mengubah konsep-konsep negatif tersebut.

Caranya?

FOKUS PADA KELEBIHAN !


Contoh: 


saya minder karna tingal di kampung,pendidikan jg tdk tinggi,dr keluarga yg sederhana tp sy mau belajar,mudah bergaul,selalu berusaha akrab dg org lain,sy ga pinter masak tp sering coba resep2 baru,sy susah menerima kritikan tp selalu merenungi kritikan di lain waktu,hingga kritikan itu bisa sy terima.

minder?
ga perlu lagi tuh, toh saya saya mau belajar, mudah bergaul, selalu berusaha akrab dengan orang lain, saya ga pinter masak tapi sering coba resep2 baru..
>saya tetep sebaik orang kota, orang berpendidikan tinggi, kaya..
btw, emangnya orang kota, berpendidikan tinggi, kaya,  baik semua?  =D
bukankah semua manusia sama saja kedudukannya, yang membedakan adalah ketaqwaan..

saya susah menerima kritikan?
toh saya selalu merenungi kritikan di lain waktu, hingga kritikan itu bisa saya terima. Jadi saya sebenernya terbuka terhadap masukan, hanya saja butuh waktu yang tepat.. saya butuh untuk memaknai itu semua sebagai proses belajar saya.. ini justru bagus, daripada saya asal telan, asal terima.. apa manfaatnya kritikan itu bagi saya jika saya tidak paham..

saya ga pinter masak?
yah, saya ngga harus ahli dalam semua hal.. yang penting makanan masih bisa dimakan, anak-anak suami suka, saya hanya tinggal terus belajar masak.. saya sudah berusaha.. saya bersyukur pada Allah atas kelebihan lain yg saya miliki


Akhirnya, setelah ide negatif tersebut dihancurkan dengan analisis yang kita lakukan sendiri, kita harus bertindak sesuai dengan pemahaman baru tersebut. Ini akan menuntun kita pada pengalaman yang lebih menyenangkan, yang akan memperkuat pemahaman atas diri kita yang baru dan positif, insya Allah.

Selanjutnya, terus terus terus, maknai segala hal yang terjadi dalam hidupmu adalah atas izin Allah.. semua masalah-masalahmu ke depan, pasti sesuai kemampuanmu.. kuatlah.. dunia hanya sementara..

Persiapkan dirimu di kehidupan mendatang  dengan menghindari langkah-langkah
'nafsu sesaat'.
Wallohu a'lam.

Berpikirlah yang selalu positif...! (materi berpikir positif sudah disiapkan)

Kamis, 15 Mei 2014

Cerita Bunda Asih

hari baru...

maukah teman-teman membaca ini?

sebagai jendela...

jendela? untuk menambah "input" warna warni duniamu....

Bayangkan, ketika suatu saat di rumahmu, dirimu merasa 'sempit....
sedang punya masalah.
kalo lagi punya masalah,  biasanya apapun keliatan tertutup smua...
padahal kalo liat jendela, dunia itu masih luas,

ya... tengoklah ke jendela.. pandanglah pada satu sosok teman ini..
satu saja, tidak sepuluh atau jumlah lain...

bukalah makna cerita hidupmu

dengan bermakna

----------------------------------------------------------------------------------

Sabtu, 10 Mei 2014

Mengenal Diri melalui KONSEP DIRI dan Jendela JOHARI

Oleh Bani Sara Fatimah, S.Psi.


Apakah teman-teman sudah mengenal diri sendiri?

Kelebihan beserta kekurangan teman-teman?

Apakah teman-teman sudah bisa menerima kelebihan dan kekurangan tersebut?
…….....................................

Mengenal diri kita, kelebihan dan kekurangan kita, menerima itu semua, untuk apa?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aktivitas kita kali ini adalah mempelajari konsep diri.

Nah, untuk menjawab pertanyaan di awal kalimat ini, saya akan membantu teman-teman dengan mulai menjelaskan tentang konsep diri lebih detail, lalu menjelaskan tentang Jendela Johari.

Jendela Johari? Apaan lagi itu? Yup, disimak dengan baik dulu yuk.. Mungkin sedikit panjang… em, mudah-mudahan nggak terlalu panjang.. =D

Yah,  semoga mudah dipahami serta teman-teman dapat mengambil manfaatnya ya…

Kamis, 01 Mei 2014

Prolog Konsep Diri


bismillaah 

Teman-teman tau kasus Amanda Todd?

Remaja 16 tahun asal Kanada yang Oktober 2012 lalu bunuh diri.
Ia sebelumnya pernah mencoba bunuh diri dan pernah "crying for help", meneriakkan tangisan meminta bantuan, di youtube, satu bulan sebelum akhirnya meninggal karena akhirnya percobaan bunuh dirinya berhasil. 

Atau yah, berita yang baru 1-2 bulan lalu muncul, di dalam negeri, ngga usah jauh-jauh ke Kanada. Sepasang remaja yang pacaran membunuh...! 

Membunuh mantan pacar yang cowo'. Alasan pembunuh laki-laki: sakit hati karena korban tak ingin lagi bertemu dengannya setelah putus.Alasan yang perempuan: korban dianggap akan terus mengganggu hubungan asmaranya. 

Itu remaja.. dan ternyata selang seminggu setelahnya ada kasus serupa pula..

Bagaimana yang dewasa?

Jumat, 25 April 2014

Makna Hidup

bismillaah

Teman-teman,

Tanpa terasa (jangan-jangan sangat terasa =D ) artikel di blog ini sudah cukup banyak. Bagaimana kabar teman-teman semua? Semakin berkurang kah perilaku kekerasan terhadap anak-anak? Semakin dapat memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri, masa lalu, orang-orang sekitar, terutama orang tua kah? Kami sangat berharap bahwa teman-teman setidaknya memiliki progres yang positif, meskipun perlahan dan merasa sulit.

Sejak awal, teman-teman telah memiliki 'keinginan' untuk berubah. Keinginan yang merupakan aspek 'afektif'/perasaan dalam diri teman-teman untuk mengubah perilaku negatif, kekerasan terhadap anak. Masya Allah.. itu, sungguh-sungguh sangat baik..! Mengalami kesulitan dan butuh 'perjuangan keras' kah ? Ya ?

Ya..! Perubahan perilaku manusia memang bukan hal mudah. Oleh karena itu, target awal kita ini adalah minimal teman-teman memiliki 'kesadaran' untuk berubah. Paham mengapa harus berubah, dan tahu hal-hal yang dapat membantu teman-teman untuk menjadi lebih baik. Kesadaran dan yang kalau dalam psikologi disebut sebagai aspek 'kognitif'. Perubahan kognitif yang diharapkan akan membantu mengubah aspek 'perilaku' pula. Jadi, bagi teman-teman yang masih merasa kesulitan mengurangi perilaku kekerasan, menerima diri, masa lalu, orang tua, memaafkan diri, masa lalu, orang-orang lain, terutama orang tua, teruslah berusaha keras.. Insya Allah teman-teman akan mampu. Teruslah berusaha keras, dan selalu luruskan niat untuk beribadah kepada Allah.. serta mohon pada Allah untuk memudahkanmu.. karena untuk kita menjalani hidup ini, termasuk dalam berhubungan dengan orang tua dan mendidik anak-anak kita, merupakan 'jalan' yang Allah berikan untuk kita, untuk memenuhi tujuan asal penciptaan kita, yaitu beribadah kepada Allah. Wallohu a'lam.

Jumat, 18 April 2014

Memaafkan


Oleh: Nita Silvianti

Sungguh, memaafkan adalah hal yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari.. Hal yang juga sangat penting. Berapa banyak dari kita yang pernah melakukan kesalahan dan meminta maaf? Berapa banyak pula dari kita yang sering diperlakukan dengan 'salah' oleh orang lain dan dimintakan maafnya? Jadi, sebenarnya tanpa dijelaskan oleh teori pun, insyaALLAH teman-teman pasti sudah tau =)


Di bawah ini, tertulis beberapa prinsip mulia Islam dalam etika berhubungan sosial dengan sesama makhluk terutama dengan seorang muslim.



1. Memaafkan Sebuah Kezhaliman Lebih Baik daripada Mendendam Dibawa Sampai ke Akhirat

Memaafkan seseorang yang pernah berbuat kezhaliman kepada kita, apapun bentuk kezhalimannya, adalah merupakan syariat Islam dan sesuatu yang diperintahkan di dalam Alquran yang mulia serta dicontohkan di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung.

Memang berat, tapi ganjaran pahalanya juga sangat besar, yaitu diampuni Allah Ta’ala dosa-dosanya. Mari kita perhatikan ayat dan hadits mulia berikut:

وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ .. النور: 22

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin, dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nur: 22).

Ayat ini diturunkan menceritakan kisah Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu, yang telah bersumpah untuk tidak lagi membiayai dan menafkahi Misthah bin Utsatsah radhiallahu ‘anhu, karena Misthah radhiallahu ‘anhu termasuk orang yang mengatakan berita dusta tentang Aisyah radhiallahu 'anha.

Dan ketika Allah Ta’ala telah menurunkan ayat yang menjelaskan tentang keterlepasan Aisyah radhiallahu 'anha dari segala tuduhan yang telah dibuat-buat kaum munafik tersebut, kemudian keadaan kaum muslim menjadi tenang kembali, Allah Ta’ala memberikan taubat-Nya kepada kaum beriman yang ikut berkata dalam berita ini, dan diberikan pidana atas yang berhak mendapatkan hukuman karena perbuatannya.

Maka Allah dengan kemuliaan dan kemurahan-Nya, mengajak Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu untuk memaafkan Misthah radhiallahu ‘anhu, yang juga merupakan anak bibi beliau, seorang miskin yang tidak mempunyai harta kecuali hanya dari pemberian Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu saja, dan Misthah radhiallahu ‘anhu termasuk dari kaum Muhajirin serta telah diterima taubatnya oleh Allah Ta’ala, apalagi Misthah radhiallahu ‘anhu sudah mendapatkan hukuman pidana atas perbuatannya tersebut. Lalu apa sikap Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu akhirnya, mari perhatikan hadits berikut:

أَنَّ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - زَوْجَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم – قَالَتْ: "... فَلَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ هَذَا فِى بَرَاءَتِى قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ - رضى الله عنه - وَكَانَ يُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحِ بْنِ أُثَاثَةَ لِقَرَابَتِهِ مِنْهُ ، وَفَقْرِهِ وَاللَّهِ لاَ أُنْفِقُ عَلَى مِسْطَحٍ شَيْئًا أَبَدًا بَعْدَ الَّذِى قَالَ لِعَائِشَةَ مَا قَالَ ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ( وَلاَ يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِى الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلاَ تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ) قَالَ أَبُو بَكْرٍ بَلَى ، وَاللَّهِ إِنِّى أُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لِى ، فَرَجَعَ إِلَى مِسْطَحٍ النَّفَقَةَ الَّتِى كَانَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ ، وَقَالَ وَاللَّهِ لاَ أَنْزِعُهَا مِنْهُ أَبَدًا

Aisyah radhiallahu 'anha Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "Ketika Allah telah menurunkan keterlepasanku (dari berita dusta yang disebarkan kaum munafik), Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu berkata tentang Misthah bin Utsatsah radhiyallahu 'anha, yang mana Misthah adalah orang yang beliau nafkahi, karena hubungan kekerabatannya dengan beliau dan karena kemiskiannya: "Demi Allah, selamanya aku tidak akan menafkahi Misthah sedikit pun, setelah apa yang ia katakan tentang Aisyah radhiallahu 'anha", maka Allah-pun menurunkan ayat :
وَلاَ يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِى الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلاَ تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Maka Abu bakar berkata, "Tentu, demi Allah, aku menginginkan agar aku diampuni Allah Ta’ala". Maka beliau kembali memberi nafkah kepada Misthah yang dulu beliau beri nafkah. Dan beliau berkata, "Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan nafkah untuknya." (HR. Bukhari dan Muslim. Lihat Tafsir Alquran Al Azhim, karya Ibnu Katsir rahimahullah).

Jadi…Abu Bakar radhiallahu ‘anhu yang awalnya ingin menghentikan membiayai Misthah radhiallahu ‘anhu, disebabkan Misthah radhiyallahu 'anhu termasuk orang yang ikut berkata akan berita dusta tentang Aisyah radhiallahu 'anha yang telah diprakarsai oleh kaum munafik, tetapi setelah melihat ganjaran pahala yang begitu besar dari Allah Ta’ala jika beliau memaafkan Misthah radhiallahu ‘anhu, maka Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pun memilih untuk mendapatkan ganjaran tersebut, yaitu berupa ampunan dari Allah Ta’ala, daripada menyimpan dendam yang tiada habisnya. Allahu Akbar!.

Maafkanlah kesalahan saudara-saudara kita, apalagi orang tua kita, apapun kesalahannya, jangan dendam tersebut selalu menyesakkan dada kita, apakah kita tidak mau mendapatkan ampunan Allah Ta’ala.
Memaafkan = Mendapat Ampunan Allah Ta’ala.

2. Memaafkan Harus Dibarengi dengan Perasaan Lapang Dada
Kesempurnaan sikap memaafkan adalah jika dibarengi dengan perasaan lapang dada, yang menganggap seakan tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Sebagian mungkin bisa memaafkan tetapi tidak bisa lapang dada, contohnya; Si A telah memaafkan B, orang yang pernah berbuat salah kepadanya tetapi:
- si A tidak ingin lagi bertemu dengan si B,
- si A malas untuk berkumpul bersama dengan si B lagi,
- si A masih selalu mengungkit kesalahan si B,
- si A tidak mau lagi berurusan dengan si B,
- si A tidak lagi mau menolong si B, jika si B membutuhkan pertolongan,
dan contoh-contoh yang lain masih banyak. Mungkin bisa cari sendiri.

Padahal, kalau kita perhatikan ayat-ayat suci Alquran, maka seorang muslim diperintah untuk memaafkan dengan dibarengi lapang dada, mari kita perhatikan:

ﻭَﻟْﻴَﻌْﻔُﻮﺍ ﻭَﻟْﻴَﺼْﻔَﺤُﻮﺍ ] ﺍﻟﻨﻮﺭ : 22 ]
"…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada…" (QS. An Nur: 22).

Di dalam ayat yang mulia ini terdapat pelajaran yaitu: Perintah untuk memaafkan dan lapang dada, walau apapun yang didapatkan dari orang-orang yang pernah menyakiti. (Lihat Tafsir al Karim Ar Rahman fi Tafsir Al Kalam Al Mannan, karya As Sa'di rahimahullah).

ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺻْﻔَﺢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺤْﺴِﻨِﻴﻦَ ] ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ : 13 ]
"…maka maafkanlah mereka dan lapangkanlah dada, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Maidah: 13).
Ayat yang mulia ini memberi beberapa pelajaran:
1. Sikap memaafkan yang dibarengi dengan perasaan lapang dada adalah sifatnya seorang muhsin.
2. Seorang muhsin keutamaannya adalah dicintai Allah Ta’ala. Dan keutamaan orang yang dicintai Allah Ta’ala adalah:
- Masuk surga.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضى الله عنه قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَا أَعْدَدْتَ  لِلسَّاعَةِ ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, "Seorang lelaki pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?" Beliau menjawab, "Apa yang telah kamu siapkan untuk hari kiamat?" Lelaki itu menjawab, "Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Maka sungguh kamu akan bersama yang kamu cintai." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Diharamkan oleh Allah Ta’ala untuk masuk neraka.
عنْ أَنَسٍ رضى الله عنه قَال: قَالََ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « والله, لاَ يُلْقِى اللَّهُ حَبِيبَهُ فِى النَّارِ ».
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Demi Allah, tidak akan Allah melemparkan orang yang dicintai-Nya ke dalam neraka." (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2047).
- Dicintai oleh seluruh malaikat 'alaihimussalam dan diterima oleh penduduk bumi
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ، ثُمَّ يُنَادِى  جِبْرِيلُ فِى السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ وَيُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِى أَهْلِ الأَرْضِ
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Jika Allah Tabaraka wa Ta’ala mencintai seorang hamba, maka Allah Ta’ala memanggil Jibril: "Sesungguhnya Allah telah mencintai si fulan maka cintailah fulan", maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril menyeru di langit: "Sesungguhnya Allah telah mencintai si fulan maka cintailah kalian fulan", maka penduduk langit pun mencintainya dan baginya pun penerimaan/ rasa simpatik penduduk bumi". (HR. Bukhari).


--@--@--@--@--@--@--@--@--@--@--@-@--@--@--@--@--@--@--@--@--@--@--


Dalam psikologi, memaafkan merupakan aktivitas yang penting dan bermakna positif bagi diri seseorang (materi tentang pemaknaan positif insya Allah menyusul). Mengapa penting dan bermakna? karena memaafkan ini memiliki banyak manfaat bagi manusia. Manfaat dari memaafkan antara lain:

  1. Rasa marah kronis dan permusuhan berhubungan dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh, depresi, penyalahgunaan zat, status kesehatan yang buruk (Zechmeister, 2004). Hal ini juga dapat berhubungan dengan tingginya tekanan darah, dan masalah jantung (Enright, 2005). Worthington (dalam Lucia, 2005) mengatakan bahwa setiap kali seseorang merasa tidak memaafkan, ia menjadi lebih beresiko terkena masalah kesehatan.
  2. Memaafkan dapat menurunkan kecemasan dan depresi, serta bermanfaat bagi kesehatan fisik (Enright, 2005; Zechmeister, 2004).
  3. Memaafkan dapat mengurangi resiko terkena masalah jantung serta mengurangi permusuhan dan distress yang dirasakan seseorang (Lucia, 2005).
  4. Memaafkan juga bermanfaat sebagai mekanisme penyembuhan dan pemulihan trauma (Orcutt dalam Worthington, 1999).
  5. Orang yang memaafkan lebih mungkin mempunyai hubungan romantis dan persaudaraan yang stabil daripada orang yang tidak memaafkan (Worthington, 1998).
  6. Perasaan dendam dan sakit hati dalam suatu hubungan intim atau hubungan dekat dengan orang lain dapat mengganggu hubungan tersebut. Melepas rasa tidak senang dan usaha untuk memaafkan merupakan satu hal yang penting untuk mempertahankan kedekatan dan hubungan intim dengan orang lain (Corey&Corey, 2006).
  7. Memiliki fisik, emosi, dan sosial yang sehat menuntun seseorang ke arah hidup yang lebih bahagia seperti yang dikemukakan oleh Konstam (2000) bahwa selain dapat memperbaiki hubungan interpersonal, memaafkan dapat meningkatkan kesejahteraan (well-being), dll.


Sebelum memasuki term memaafkan, kita belajar tentang menerima..

Menerima, belum tentu memaafkan..

Namun menerima dapat merupakan bagian penting dari proses memaafkan.

Menerima dan memaafkan ini, bila dapat kita pahami dan aplikasikan dengan baik, insya Allah akan sangat membantu kita dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam keseharian kita. Dalam hidup kita, masalah mungkin banyak aja ya.. Bahkan dari membaca status Facebook seseorang, kita bisa merasakan emosi negatif..

Yah, namanya hidup, apapun bisa menjadi ujian buat kita.. Besar atau kecil ujiannya.. Semoga kita mampu bersabar dan bersyukur selalu.. Aamiin..


Kalau dari teorinya sendiri, memaafkan itu apa, ya..? Yuk kita simak definisinya!

Definisi
Memaafkan adalah pusat untuk membangun manusia yang sehat dan dapat menjadi salah satu proses yang paling penting dalam pemulihan hubungan interpersonal setelah konflik (Toussaint dan Webb, 2005).

Menurut Enright (1998) perilaku memaafkan adalah adanya tindakan sebagai upaya yang dilakukan seseorang untuk tidak membalas menyakiti orang lain atas apa yang telah dilakukannya, melainkan memberikan pengampunan.

McCullough, dkk (1997) mengatakan bahwa perilaku memaafkan adalah konsep dasar yang menghambat seseorang untuk tetap mempertahankan permusuhan maupun upaya balas dendam, serta menjauhkan diri atau menghindar dari pelaku. Perilaku memaafkan pada akhirnya akan meningkatkan motivasi pada diri seseorang untuk melakukan untuk memperbaiki hubungan, berdamai dengan pelaku. (tuh kan, untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain, berarti harus memaafkan terlebih dahulu.. jadi insyaALLAH lancar jaya ke depannya)

Seseorang, secara rasional merasa telah diperlakukan tidak adil, namun memilih meninggalkan kebencian atau membalas perlakuan (padahal mereka berhak), dan membalas pelaku berdasarkan prinsip moral kebaikan, yang mencakup kasih sayang, penerimaan tanpa syarat, kemurahan hati, dan cinta moral (yang sebenarnya tidak berhak dimiliki oleh pelaku) (Enright & Fitzgibbons, 2000)

Dari beberapa definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa memaafkan bisa terjadi jika orang yang disakiti melakukan 4 hal, yaitu:

  • Tidak berusaha untuk menghindar/menjauhkan diri dari pelaku
  • Bersedia untuk tetap berkomunikasi ataupun berdamai dengan pelaku
  • Tidak ada/hilangnya perasaan negatif seperti marah, benci, marah maupun dendam
  • Disertai dengan rasa cinta, kemurahan hati, tanpa syarat


Dimensi Perilaku Memaafkan
Menurut Zechmeister & Romero (2002), terdapat tiga dimensi dari perilaku memaafkan, yaitu:

a. True Forgiveness (memaafkan sejati)
Perilaku memaafkan dalam kategori ini mampu melibatkan dua dimensi, yaitu dimensi intrapsikis (emosi dan kognitif) dan dimensi interpersonal. True forgiveness merupakan suatu pilihan yang secara sadar dilakukan saat individu mampu menggantikan tuntutan mereka terhadap orang lain dan menggantikannya dengan respon yang mengarah pada perbaikan hubungan. Selain itu perilaku memaafkan ini juga tidak mengharapkan balasan atau bersifat unconditionally (tanpa syarat)/ikhlas/ lapang dada.

b. Hollow Forgiveness (memaafkan yang hampa)
Perilaku memaafkan yang terjadi hanya melibatkan dimensi interpersonal tanpa melibatkan aspek emosi dan kognitif di dalamnya, misalnya berpura-pura telah berbaikan dan memaafkan pihak yang bertikai dengannya, namun sebenarnya tidak dapat melupakan konflik yang terjadi.

c. Silent Forgiveness (memaafkan bisu)
Dalam hal ini, perilaku memaafkan yang terjadi hanya pada tataran emosi dan kognitif saja, akan tetapi tidak melalui tataran interpersonal dengan orang lain. Individu tidak mengungkapkan perilaku memaafkan ke dalam jalinan hubungan sosial dengan orang lain.


Nah, kalau kita lihat memaafkan dari dimensinya, tentunya memaafkan sejati adalah yang terbaik..
yang berlapang dada... Namun, mengapa tidak selalu mudah melakukannya ya?

Jawabannya, karena sebelum memaafkan, ada prosesnya dulu yang membutuhkan kesiapan dari kita.. Apa saja yang kita butuhkan dan dapat kita lakukan agar dapat mencapai memaafkan sejati ini?
Ini.. di antaranya:

  • Menyadari adanya pelanggaran >kalo ngga ada, ngapain memaafkan =D
  • Adanya kemampuan kognisi tertentu

Untuk dapat memaafkan, kita butuh kemampuan melakukan refleksi diri, melakukan kontrol atas emosi dan respon emosi tertentu (North dalam Pertiwi, 2004). *Masih inget dengan manajemen marahnya kan ya?? 
Karena sebenarnya memaafkan juga bukan proses yang mudah.. ada hal-hal yang perlu dipikirkan dan 'ditimbang-timbang', walaupun biasanya ujung-ujungnya tetap kita maafkan =D

  • Adanya kerelaan diri untuk melepaskan ’hak’ membalas pelaku biasanya kita punya emosi negatif untuk membalas perbuatan pelaku. 
Ngga relaaa... pokoknya ngga rela... musti baleees... itu adalah 'hak' korban juga sih, atas perbuatan yang telah dilakukan pelaku. Nah, dalam memaafkan, korban dengan rela dan ikhlas melepaskan ’hak’ tersebut (Smedes dalam Worthington, 1998). Menurut Smedes, melepaskan ’hak’ adalah esensi dari memaafkan. No revenge…
  • Adanya proses humanisasi pada pelaku

Untuk dapat memaafkan orang lain, korban harus mampu untuk melihat bahwa pelaku bukanlah orang jahat yang sengaja melakukan kesalahan. Korban justru memandang bahwa pelaku bertindak menyakiti korban karena pelaku adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan (Smedes dalam Worthington, 1998).

  • Adanya empati pada pelaku

Empati merupakan hal yang penting dalam memaafkan orang lain karena dalam memaafkan orang lain, korban dapat berempati pada pelaku dan memahami bahwa pelaku juga mengalami penderitaan berupa rasa bersalah akibat perbuatan menyakitkan yang telah dilakukan kepada korban (Pargament dalam Worthington, 1998).


Semoga materi ini bermanfaat.. kami yakin kalau teman-teman insya Allah dapat atau malah sudah
memaafkan orang tua kita...

Ingat juga untuk memaafkan diri kita atas kesalahan-kesalahan kita sendiri.. jangan jadi makhluk yang mendholimi diri sendiri...

Semoga kita juga mampu memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain yang pernah menyakiti kita..
itu lebih baik untuk diri kita.. namun, biarkan kita memilih dan berproses yang terbaik...!

Senin, 07 April 2014

Refleksi Bunda Cinta

Mungkin di dunia ini, banyak yang merasa dirinya paling 'menderita'
tidak berdaya
paling 'jahat'
dan
'sendirian'

tapi yakinlah, Teman.. dirimu tidak sendiri.. banyak teman di luar sana, yang seperti dirimu, atau mungkin mengalami 'lebih' dari yang dirimu alami..

Tulisan ini, sebuah refleksi.. pemerimaan dan pemaafan, seorang anak..


Sabtu, 05 April 2014

Epilog "Penerimaan"

Bismilaah
Teman-teman,
kami harap, teman-teman saat ini telah memiliki penerimaan diri yang lebih baik lagi.. walau mungkin masih ngga begitu paham apa itu penerimaan =D

penerimaan diri yang mencakup 'penghargaan' terhadap diri, termasuk juga terhadap masa lalu, orang tua, suami, keluarga, dll.
atau setidaknya, sedang menuju kesana, atau minimal 'udah mudeng' udah ada kesadaran kalau penting untukku menerima diriku yang utuh lengkap dengan masa lalu yang tidak menyenangkan plus isinya segala macem.

Penerimaan

Dalam hidup kita, seringkali atau mungkin selalu, kita dihadapkan oleh berbagai macam masalah yang kita rasa sulit. Meskipun Allah menjanjikan bahwa kita diberikan kesulitan karena kita mampu, dan bersama kesulitan ada kemudahan, tetap saja, sulit bagi kita untuk menghadapi dan menerima masalah tersebut, termasuk lingkungan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Sebelum seseorang dapat menerima orang lain, lingkungan, dll, ia harus mampu menerima dirinya sendiri terlebih dahulu.


Prolog "Penerimaan"

bismillaah
Hal yang cukup sulit untuk saya adalah memberikan sesi tentang 'penerimaan'
abstrak kah? ya, kesannya..
Namun mampukah dibuat nyata? ya, alhamdulillaah bisa..


PENERIMAAN

Konsep yang dianggap penting dalam berbagai teori di Psikologi.

Dari teori kesejahteraan psikologis Ryff, dijelaskan bahwa orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik, pasti memiliki aspek penerimaan diri yang baik.

Teori hierarki kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa orang yang dianggap mampu mengaktualisasikan diri, sebelumnya ia memiliki penerimaan diri yang baik.

Kubbler Ross dalam teori griefing-nya mengatakan, orang yang sedang sakit parah, pada akhirnya penting untuk sampai ke fase menerima dirinya, termasuk kondisi sakitnya.

dan orang yang kehilangan pada akhirnya juga penting untuk melakukan penerimaan.

Dalam teori konsep diri dikatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri yang baik, ia akan memiliki penerimaan diri yang baik pula (materi konsep diri insya Allah menyusul).

Yah, itu baru empat teori, semoga cukup bisa menggambarkan betapa pentingnya melakukan penerimaan ini..

Rabu, 26 Maret 2014

Resume Masalah Perilaku Kekerasan Terhadap Anak

Assalamu'alaikum teman-teman, sudah membaca artikel-artikel sebelumnya kan sebelum tiba di tulisan ini ?

Terimakasih telah bersungguh-sungguh membaca blog ini dan ingin terus berusaha menjadi orang tua yang penuh kasih sayang..


Teman-teman,

benang putih dari masalah perilaku kekerasan terhadap anak yang selama ini teman-teman lakukan,


masalah yang teman-teman miliki bukan hanya kekerasan terhadap anak,


melainkan ada 2 hal lain yang juga penting untuk diberi fokus,


yaitu masalah dalam berhubungan dengan orang tua dan masalah terkait konsep diri individu.

Apa Itu Stres? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Pernah merasa stres?
Tentunya kita semua pernah merasakan stres, karena masalah selalu saja datang silih berganti.

Apa itu stres?

Stres adalah kondisi dimana lingkungan (beban) dipersepsikan melebihi kemampuan.
Jadi, masalah yang ada, kita rasa tidak sanggup untuk kita selesaikan, saat itulah kita merasa stres.
Pernah merasa seolah beban dipundak itu beraaaaaaat banget?
Diliputi rasa cemas, khawatir, takut, sampai tidak bisa melakukan apapun, seolah dunia itu begitu kelam pekat abu-abu, atau malah hitam?
Pernah kita flu nggak sembuh-sembuh? sesak napas, asam lambung naik/maag, jantung berdebar, leher kaku, otot tegang, nyeri linu di kaki, tangan dll
bisa jadi itu juga karna stres

Ya! Stres, berdampak pada psikis, juga fisik kita


Yuk kenali dulu penyebabnya!

Selasa, 18 Maret 2014

Manajemen Marah

Oleh: Nita Silvianti


Hanya dibutuhkan waktu beberapa detik untuk menyakiti orang yang kamu cintai, tetapi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya.”
-Anonymous-


Bismillah...

Marah… Siapa sih yang tidak pernah merasakannya? Semua orang pasti pernah dan hal yang normal. Tetapi ketika marah sudah di luar kontrol, dapat menjadi sesuatu yang merusak dan dapat menjadi pemicu berbagai macam masalah lainnya.

Orangtua marah kepada anaknya? Wajar dan normal. Tetapi kalau sampai melukai anaknya, secara fisik, verbal maupun emosional? Hmmm...


Apa sih marah itu?

Selasa, 11 Maret 2014

Relaksasi Dalam Mengendalikan Perilaku Marah

Oleh Innu Virgiani Agustya


Apa itu?

Bukan Makanan.

tapi, ringkasnya, usaha untuk mengurangi stres dan kecemasan dengan cara mengendurkan otot-otot tubuh, untuk menenangkan diri kita.

Mengapa perlu dilakukan?
karena otot yang relaks akan membantu mengurangi ketegangan psikis yang merupakan hasil dari stres dan kecemasan itu.

-bolak balik aja ya-

Jadi,
stres/cemas, bikin tubuh tegang
tubuh relaks, stres cemas berkurang

stres, cemas, berkurang bukan berarti masalah selesai.. namun kita akan dapat lebih tenang mengontrol diri kita dan mengatasi masalah kita, insya Allah.


Jadi? ayo belajar relaksasi..!



Senin, 10 Maret 2014

Refleks Memukul, Mengomel, Berteriak, dll Ketika Marah?

Oleh: Innu Virgiani Agustya

Kami pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini dari salah seorang Ummi..

Aku mau tanya tuk menghilangkan kebiasaan refleks memukul anak bgmn ya mba ...itu ssh bngt di hilangkan =(


ternyata, memang sebagian besar dari kita, sudah paham kalau memukul itu tidak baik, namun belum mampu mengendalikan refleks tersebut.


Ummu A: ya Allah beneran tangan ini sll terangkat dan tb2 memukul,,,merasa seperti papa walau sll mencoba dan ga mau seperti beliau,,,saya tau salah,saya tau mereka hanya anak2 tapi kok ya tangan ini seperti ada yg menggerakkan...saya sangat sayang sama anak2 saya tp mngp kelihatannya tdk seperti itu tp saya sayang mereka kok


Minggu, 09 Maret 2014

Kekerasan; Definisi dan Macam-Macamnya

Oleh: Innu Virgiani Agustya
Definisi Kekerasan

Menurut Salim dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) istilah “kekerasan” berasal dari kata “keras” yang berarti kuat, padat dan tidak mudah hancur, sedangkan bila diberi imbuhan “ke” maka akan menjadi kata “kekerasan” yang berarti: (1) perihal/sifat keras, (2) paksaan, dan (3) suatu perbuatan yang menimbulkankerusakan fisik atau non fisik/psikis pada orang lain.

Menurut UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, nomor 23 tahun 2004 pasal 1 ayat (1), kekerasan adalah perbuatan terhadap seseorang yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkungan rumah tangga.


Pengantar Blog: Salam Hangat Dari Kami

Oleh: Innu Virgiani Agustya

bismillaah


Pengantar dulu ya..

Teman-teman, menjadi seorang wanita, ibu, ternyata banyak hal-hal yang kita lewati dengan penuh perjuangan. Meskipun bersama kesulitan Allah sertakan kemudahan, tetap saja, dalam menjalani peran kita terkadang kita mengalami kesulitan, jatuh bangun, bahkan merasa 'sendirian'. Oleh karena itu, blog ini kami tujukan sebagai sarana psikoedukasi mengenai masalah-masalah yang seringkali dialami oleh istri dan ibu. Mari hilangkan perasaan bahwa 'saya sendirian', mari saling mendukung, berbagi pengalaman, perasaan, dan kebijaksanaan. Mari saling menguatkan dalam kebaikan.

Teman-teman, dari sekian banyak topik masalah yang kita alami, kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua, ternyata merupakan masalah yang dialami oleh banyak orang. Oleh karena itu kami akan membahasnya sebagai topik pertama melalui beberapa artikel. Kami akan mulai dengan tulisan tentang definisi kekerasan dan macam-macamnya. Lalu akan disambung dengan artikel yang berisi penjelasan tentang refleks kemarahan yang sulit dihentikan. Kemudian akan kami lanjutkan dengan artikel mengenai cara-cara yang dapat membantu dalam mengatasi kemarahan seperti relaksasi, manajemen marah, dan beberapa hal lain terkait kemarahan.

Terkait topik ini, kami juga akan membahas mengenai bagaimana cara memperbaiki hubungan dengan orang tua. Kebanyakkan orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak pernah mengalami kekerasan juga dari orang tuanya. Tidak dapat dipungkiri, kekerasan tersebut juga terkadang masih berlanjut didapatkan meski anak-anaknya kini telah dewasa dan telah memiliki anak. Fokus kami disini adalah mengenalkan konsep penerimaan, memaafkan orang tua, serta memaknai hidup kita dengan lebih baik. Hal-hal tersebut diharapkan akan membantu teman-teman untuk memiliki hubungan yang lebih positif dengan orang tua. Hubungan tersebut diharapkan akan membantu teman-teman dalam menjalani peran sebagai orang tua yang positif pula.

Hal terakhir yang akan kami bahas dalam topik ini adalah bagaimana menjadi pribadi yang positif. Orang tua dengan pribadi positif akan lebih mudah untuk bersikap positif terhadap anak. Kami akan membahas tentang konsep diri, keterbukaan diri, serta cara berpikir positif. Semoga artikel-artikel ini dapat  membantu teman-teman menjadi orang tua yang terus lebih baik dari hari ke harinya.

Selamat membaca dengan baik, semoga dapat dipahami dengan sangat baik, dan semoga bermanfaat.

Salam hangat dari kami. =)