Pernah merasa stres?
Tentunya kita
semua pernah merasakan stres, karena masalah selalu saja datang silih berganti.
Apa itu stres?
Stres adalah kondisi
dimana lingkungan (beban) dipersepsikan melebihi kemampuan.
Jadi, masalah
yang ada, kita rasa tidak sanggup untuk kita selesaikan, saat itulah kita
merasa stres.
Pernah merasa seolah
beban dipundak itu beraaaaaaat banget?
Diliputi rasa
cemas, khawatir, takut, sampai tidak bisa melakukan apapun, seolah dunia itu
begitu kelam pekat abu-abu, atau malah hitam?
Pernah kita flu
nggak sembuh-sembuh? sesak napas, asam lambung naik/maag, jantung berdebar, leher
kaku, otot tegang, nyeri linu di kaki, tangan dll
bisa jadi itu
juga karna stres
Ya! Stres, berdampak pada psikis, juga fisik kita
Stres, bisa terjadi karena: (Morris, 1990)
Frustrasi: terhalangi/ gagal mencapai tujuan
yang diinginkan. Frustasi bisa terjadi akibat dari keterlambatan,
kegagalan, kehilangan, kurangnya sumber daya, atau diskriminasi
Contoh:
-Mama
ku ini dr dl mmg sll mentingin keluarganya,,,aku ga suka --- diskriminasi
-hr
itu hr jumat bpk mau jumatan diperjalanan bpk kecelakaan tabrakan dan
meninggal,hancur hatiku pernikahanku 3hr lg.aku menikah dg wali hakim.---kehilangan
-harapan yg tinggi inilah yang mempengaruhi
saya yg selalu obsesi do and be the best. kl gagal selalu ada perasaan ga
ikhlas. seperti skrg jd irt biasa. sempat membuat saya minder banget. ---kegagalan
Konflik: seseorang dihadapi oleh dua atau
lebih motif/ tuntutan yang bertentangan secara bersamaan
Contoh:
-sumber
masalah utama adl ketergantungan finansial mrk (ortu suami-red) pd suami. hal
tsb udh diwanti wanti ortu (saya-red) saat tau latar belakang keluarganya.
Tuntutan/
Tekanan
Contoh:
-sbg
anak pertama sy sll dtuntut untuk jd anak yang sempurna, slh dikit aj
dpukulin,, dacaci maki…
-Tapi saya deg2an gitu kalau diajarin papa,
sring merasa terpaksa. Tapi mau gak mau. Dari kecil klo papa “gak liat saya
belajar sdikit” aja, papa udah nakut2in, ya gaya nakut2in.
Lalu
gimana ya, supaya tidak stres?
Untuk mengatasi stres, manusia memiliki kemampuan
coping stres.
Coping stres adalah cara kita mengatasi stres,
dengan melakukan perubahan/ penyesuaian pikiran dan perilaku.
Tujuannya, untuk memperoleh rasa nyaman,
mempertahankan keseimbangan emosi dalam diri sendiri dan tetap mampu
berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
kenapa
harus coping?
Jika
kita tidak melakukan coping, kita akan terus menerus tidak berdaya, dikuasai
perasaan negatif seperti cemas, takut, tegang, juga pikiran negatif, sehingga
kita tidak bisa berpikir jernih dan berpengaruh pada tindakan kita.
Supaya
tidak marah-marah yang nggak jelas, atau malah nangis-nangis ‘sendirian’
Supaya
tepat dalam mengambil keputusan
Supaya
tetap berperilaku baik terhadap orang lain.
kenapa
agar terus dapat berinteraksi dengan orang lain?
Karena
kita makhluk sosial. Kita saling membutuhkan.
pernah
merasa ‘sendirian’, tidak ada seorangpun yang memahami kita?
pasti
merasa stres dan sangat kalut.
tidak
jarang orang-orang yang merasa sendiri punya pikiran yang sangatttt negatif
termasuk bunuh diri.
Naudzubillaah……..
Coping
stres, yang akan kita bahas ada tiga macam:
1.
Problem focus coping
Dalam mengatasi masalah, kita mencari penyelesaian masalah untuk
menghilangkan stres.
Membentuk strategi dan perencanaan
menghilangkan dan mengatasi stres, melibatkan tindakan teliti, hati-hati,
bertahap dan analitis.
Contoh:
-
Pusing deh, anakku ngga doyan makan sayur bayam, yaudah, nanti bikin
sayur sop aja.
-
Stres, rumah berantakan banget! Oke, kita kerjakan mulai dulu dari
menyapu, lalu cuci baju, masak, dan cuci piring…eeeh
abis itu nyetrika!
-
Ayah maunya ikan, si bocah doyannya ayam, duh…. Masak apa yahh?
Daripada pusing masak dua menu aja dehh.. hehe
Bisa juga dengan konfrontasi; memperjuangkan
prinsipnya, keinginannya, menolak untuk berubah tapi berusaha merubah
keyakinan/pikiran orang lain.
saat
kami bertiga jln2 dan anak sy rewel di mobil, mama menakut-nakutinya dg polisi.
sy geram, sy tepikan mobil ke pos polisi terdekat dan menyuruh anak sy
menyalami mrk. sy ingin bilang pd mama, jgn lakukan itu pd anak2! mrk jg bs
bermitra dg polisi tnp takut. begitu jg kala mama menakuti anak sy dg kata
kecoa, malah bikin sy suruh anak sy melihat lihat kecoa di tempat saampah.
untung anaknya pemberani.
Mengenai
konfronstasi ini, sangat terkait dengan cara berkomunikasi, ada pembahasannya
sendiri yaa
2. Emotion focus coping
Mengatasi masalah dengan cara mengatur emosinya terlebih dahulu, tidak
tergesa dalam bertindak.Yang penting, aku tenang dulu deh ya…
· Bisa
dengan ‘lari’ dari masalah untuk
menenangkan diri, seperti makan, tidur, jalan-jalan.
Saya lebih milih menenangkan diri
dengan mengurung diri di kamar. Nangis. dan tidur. Sempet mikir knapa orang2
kalau stres bisa jadi doyan makan (katanya: larinya ke makanan, jadi cepet
gemuk) kalau saya sayangnya ngga, jadi ya susah gemuk.
· Bisa
juga dengan cara mencari dukungan
sosial, seperti curhat, mencari nasehat dan dukungan, cari perhatian
orang atau misalnya, membuat status di media sosial.
· Ada
juga istilahnya katarsis, yaitu menyalurkan emosi yang
terpendam/ melepaskan beban, misalnya menulis, corat-coret, teriak2 di pantai,
dll.
· Berdzikir,
membaca al quran, atau mendengarkan murotal, apa aja deeh yang bisa menenangkan
hati kita…..
daan,
alangkah baiknya kita menenangkan hati dengan hal-hal yang positif
3.
Spiritual focus coping
menyelesaikan masalah dengan
mengembalikan kepada keyakinan dan nilai-nilai yang kita miliki.
# Masalah bisa selesai dengan cara
kita merubah pola pikir terhadap
masalah. Intinya, yang tadinya masalah, setelah dipikir-pikir lagi……. ahh itu
bukan masalah kok!
Contoh:
hmm,
becandaan anak2, buat kita yang dewasa dan telah mengenal nilai2 baik (walau
belum tentu selalu mengaplikasikannya ) terkadang memang kita anggap
'salah'.
padahal,
kalo cuma sembur2an.. ya sudahlah..asal jangan bakar2an
kalo
berantem2an,, ya sudahlah, asal jangan pake pisau
kendalikan
dirimu.. tertawakan saja
# Menilai secara positif, yaitu usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan
denganpengembangan diri, mencari hikmah dari masalah.
Contoh:
"gimana
ya...ga tau jg bun,tp semangat,dan terus bismillah..minta sama Alloh utk
dimudahkan,dan Alhamdulillah ank2 jd lbh nurut beberapa hr ini. yg jelas sy ga
ingin jd ibu durhaka,sejak di sini ini sy jd semangat dan PD bhw sy pasti bisa
sembuh,sy semangat dan merasa disini ada temen curhat tanpa menghakimi,tp
membibing kita utk berubah baik. aku hanya berharap ank2ku memperlakukan kami
ortuny kelak dgn baik jg,tentuny jk kami memperlakukan mereka dg baik jg.semoga
jd ortu yg amanah agr kelak suatu saat titipan itu diambil pemilikny msh dlm
keadaan baik,tdk cacat,luka,atau rusak T_T nangis haru... #semangat...
"
# Menerima, berserah diri, menerima apa yang terjadi padanya atau ikhlas dan mengambilnya sebagai pelajaran.
Contoh:
Diriku yang keras ini, adalah hasil
didikan ibuku yang ‘keras’, aku menjadi tahan banting, tidak lemah, dan tidak
mudah menyerah ketika ingin mencapai sesuatu.
Biasanya,
satu orang memiliki satu coping yang terbiasa dilakukan.
Tapii,
sebenarnya bagus sekali kalau bisa dipakai ketiganya, karna setiap masalah
memiliki konteks yang berbeda.
Jadi,
semakin fleksibel kita menggunakan coping sesuai konteks, semakin baik adaptasi
kita terhadap masalah.
Cuma
ya, lakukan senyamannya saja, asal masalah benar-benar dapat solusi yang baik.
Daan,
dalam Islam pun telah dijelaskan, mengenai coping, yang terlihatnya mudah,
namun sulit untuk di aplikasikan, yaitu sabar dan shalat.
“
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya,
dan bahwa mereka akan kembali kepadanya.” (Surat Al Baqarah: 45-46)
Gunakanlah
kesabaran dengan seluruh bentuknya sebagai penolong kalian dalam menghadapi
semua urusan kalian. Demikian pula shalat itu benar-benar berat kecuali atas
orang-orang yang khusyuk. Yaitu orang-orang yang takut kepada Allah dan
berharap apa yang ada di sisi-Nya. Mereka yakin bahwa mereka akan berjumpa
dengan Robb mereka setelah kematian, bahwa mereka akan kembali kepada-Nya di
Hari Kiamat untuk menghadapi hisab dan menerima balasan (Tafsir Al Muyassar hal
27)
Juga
dengan ayat ini,
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat
(pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Wahai Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Wahai Tuhan
kami, janganlah Engaku bebani kami dengan beban berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami,
ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah
kami menghadapi orang-orang kafir.” (Surat Al Baqarah: 286)
Dan
mungkin masih banyak lainnya (yg perlu terus kita pelajari) yang ada dalam Al
Quran, hadits, termasuk do’a dan dzikir yang diajarkan Rasulullah salallahu
‘alaihi wasalam.
Wallahu
a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar