Sabtu, 05 April 2014

Prolog "Penerimaan"

bismillaah
Hal yang cukup sulit untuk saya adalah memberikan sesi tentang 'penerimaan'
abstrak kah? ya, kesannya..
Namun mampukah dibuat nyata? ya, alhamdulillaah bisa..


PENERIMAAN

Konsep yang dianggap penting dalam berbagai teori di Psikologi.

Dari teori kesejahteraan psikologis Ryff, dijelaskan bahwa orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik, pasti memiliki aspek penerimaan diri yang baik.

Teori hierarki kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa orang yang dianggap mampu mengaktualisasikan diri, sebelumnya ia memiliki penerimaan diri yang baik.

Kubbler Ross dalam teori griefing-nya mengatakan, orang yang sedang sakit parah, pada akhirnya penting untuk sampai ke fase menerima dirinya, termasuk kondisi sakitnya.

dan orang yang kehilangan pada akhirnya juga penting untuk melakukan penerimaan.

Dalam teori konsep diri dikatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri yang baik, ia akan memiliki penerimaan diri yang baik pula (materi konsep diri insya Allah menyusul).

Yah, itu baru empat teori, semoga cukup bisa menggambarkan betapa pentingnya melakukan penerimaan ini..


Teman-teman pernah merasa hidupmu begitu sulit? menyedihkan? memalukan? merasa sangat menyesal pernah mengalami hal-hal buruk di masa lalu? kesal, malah, membenci, atau ingin menghapus orang-orang yang terkait dengan pengalaman negatif?

hmm... mari merenung sejenak..

Penerimaan adalah
ketika kamu mampu menertawakan masa lalumu ketika menceritakannya..
yah, ada tetes-tetes air mata sedikit, gapapa.. tapi kamu merasa hangat atau damai di dadamu..

Penerimaan adalah
ketika kamu merasa lebih menyayangi orang-orang terkait masa lalumu dibandingkan menyalahkan mereka, atau marah atau membenci mereka atau mengingat-ingat kesalahan mereka..

Penerimaan adalah
ketika kamu mampu membalas kejahatan orang-orang di masa lalu dengan kasih sayang dan kesabaran yang kamu miliki...


Penerimaan adalah
ketika orang lain menceritakan hal serupa dengan masalahmu, kamu dapat membantunya melewati itu semua dengan baik.. bahkan sebelumnya, dengan PD-nya hatimu berbisik, ah gw mah udah lewat itu semua.. masya Allah..


Penerimaan adalah
ketika kamu merasakan bahwa begitu sayangnya Rab-mu kepadamu.. yang hingga detik ini membuat dirimu dapat mengikhlaskan apapun yang pernah terjadi dalam hidupmu

Penerimaan adalah
ketika semua yang negatif-negatif yang pernah kamu alami dapat kamu ubah ke yang positif-positif

hikmah
kamu mendapatkan itu..
bukan kemarahan, kebencian, apalagi penyesalan


wallohu a'lam


-------------------------------------------------------------------------------------------

Saya
sudah terlalu sering
bertemu dengan orang-orang yang ngeyel
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk ditaklukkan >padahal kami tidak sedang bertarung

orang2 yang merasa hidupnya gelap suram kelam hitam pekat-yah minimal kelabu abu-abu

orang yang bisanya ngeliat kejelekan orang lain
orang yang juga dalam banyak kesempatan ngeliat dirinya juga jelek
orang yang ngga bisa menempatkan mana yang baik mana yang beneran jelek
orang yang egosentris: cuma bisa mikir berdasarkan sudut pandangnya sendiri
padahal, setelah berusia 7-12 tahun harusnya ngga ada lagi orang2 yang kayak begitu.
orang yang ngerasa hidupnya paling menderita sedunia
yang dia lakukan salah melulu
yang orang lain lakukan kepadanya? ya apalagi salah puool  =D

orang yang ngga mudeng2 dibilangin kata syukur
apalagi kalo dibilangin buat 'bersabar'
apalagi kalo kita nasehatin 'sholat'
pasti dibilangnya: ngomong doang mah gampang
prakteknya dong..! susah tau

semoga kita semua yang disini tidak ada yang begitu
pun ada yang begitu
it's ok.. mari kita trus memperbaiki diri

sekian prolognya =D
sebelumnya,


mari,


dalam doa kita, kita selalu mohon kepada Allah, untuk diberikan kelembutan hati, semoga Allah memudahkan kita untuk menerima masa lalu kita

biar ngga cuma yang baik2 yang bisa kita terima dengan senang hati

tapi yang jelek2 juga dapat kita terima dengan kelapangan dada  yang saaangat luas

untuk siapa?

untuk kita

dan orang tua kita..

untuk mereka, yang Allah berikan banyak keutamaan dibandingkan makhluk lainnya..

mereka, yang senantiasa kita doakan semoga Allah menyayangi mereka seperti mereka menyayangi kita di waktu kecil..

mereka, yang kita ngga pernah tau bagaimana kerasnya hidup yang pernah mereka lalui

mereka, yang juga manusia yang punya harapan dan cita2 tinggi untuk kebaikan kita

mereka, yang mungkin sulit mengekspresikan kasih sayangnya dengan cara yang tepat

mereka, yang mungkin keras hatinya suatu saat insya Allah akan kita luluhkan dengan kelembutan hati kita dan pertolongan Allah

mereka, yang yakinlah selalu mencintai kita tanpa syarat di balik syarat2 yang selalu mereka gaung-gaungkan

buktinya?

ketika dirimu sakit?
siapa yang akan cemas duluan?
ibuku ngga tuh apalagi ayah

ngomel ngga?
iya, malah ngomel2 ngga jelas

ya.. itu..!
ekspresi tuluusss mereka.. ngga bisa bohong

tapi di balik itu, apa kalian berani menjamin, tidak ada setitik doa dari mereka untuk kesembuhanmu yang mereka panjatkan ketika sedang berdua saja dengan Pemberi Kesembuhan kita?

-------------------------------------------------------------------------------------------

mungkin ada yang bingung, Mba Vi lagi ngomongin apaan sih.. kok tiba2 bahas penerimaan..

-------------------------------------------------------------------------------------------
yah, banyak kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua

disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam menerima pengalaman-pengalaman buruk di masa lalunya..
hmm, mungkin bukan tidak mampu..
tapi tidak sadar betapa pentingnya melakukan penerimaan ini.

menerima masa lalu
menerima perlakukan buruk orang tua
termasuk menerima diri kita yang buruk
dan kini,

berkacalah pada dirimu..

bagaimana dengan dirimu?

ingin melupakan?

setelah lupa, lalu apa?

ingin menghapus?

setelah dihapus, trus gimana?
lebih baik, mari berdamai dengan masa lalu.. menerima hidup kita..
yukk..!

-------------------------------------------------------------------------------------------

teman,
sudah berapa lama sih jadi anaknya ayah dan ibumu?
satu tahun?
dua tahun?
minimal 25 tahuuun..!
udah lebih dari 2 dekade masih ngga bisa 'ngertiin' sifat orang tua?
udah 2 dasawarsa masih bisa sakit hati aja?
udah 3 windu lebih masih berasap menghadapi mereka?
yah intinya, udah bertahun2, masih aja ngga mudeng harus bagaimana beradaptasi dengan mereka?
ini apa yang membuat teman-teman begini ya?
ok,, ini tugas pertama

coba kenali dirimu lagi.. cari jawabannya... dan saat ini, saya akan memperkenalkan seseorang kepada teman-teman.. Ibu N...

jika teman-teman merasa tulisan ini terlalu panjang dan melelahkan, silakan istirahat dahulu.. dan lanjutkan membaca begitu sudah segar kembali =))

-------------------------------------------------------------------------------------------

Ibu N, adalah seorang ibu yang ketika dirinya berusia 38 tahun, suaminya meninggal. Saat itu ia sedang mengandung anaknya yang kesepuluh.
Kembali,
Ia kembali harus tinggal lagi hanya dengan ibunya.. Ibu M.
Ibu M yang cenderung mengabaikannya dan adik-adiknya
dan
keras

meskipun tidak selalu kekerasan fisik..
namun kata2 verbal yang membuat telinga panas dan memerah
merasuk hingga ke hati dan otak
berbekas yang teramat sangat

Ibu M yang memilih menikah lagi dengan anak kostnya (ayah ibu N telah meninggal)
yang ternyata hanya memanfaatkan kekayaannya.. wallohu a'lam
setelah hamil, dan anak kost tersebut lulus kuliah,
Ibu M ditinggalkan dan sang anak tidak pernah bertemu dengan ayahnya

bukan hanya itu
masa depan Ibu N untuk menjadi guru,
menjadi seorang yang pintar dan 'memintarkan' orang lain,
pupus.
Ibu N putus sekolah ketika kelas 4 SR
menikah setelah itu..

yah, intinya saya mau nyeritain kalo ibu M ini mungkin bukan tipe ibu 'idola' kita
banyak sakit hati, kekecewaan, dll yang negatif2 yang dirasakan oleh anak-anaknya, termasuk ibu N.
daripada saya menuliskan kekurangan2 Ibu M, yang semoga Allah mengampuninya, mari kita belajar banyak dari Ibu N..

ibu N :  "ya, ibu saya memang begitu.. mau bagaimana lagi Nak.. "
saya  :  pernah merasa kesalkah?
ibu N  :  "kalau kesal ya iya juga, cuma ya orang tua.. sabar aja, ngertiin aja.. kesal-kesal   juga buat apa"

Itu adalah salah satu cuplikan dialog saya dengan beliau.. kami dalam proses terapi kah?
tidak..
hanya mengobrol.

----------------------------------------------------------------------------------------
Banyak orang di dunia ini yang tidak ingin dibanding-bandingkan oleh orang lain, baik ia dalam posisi lebih tingginya apalagi sebaliknya.

Meskipun demikian, tetap saja, manusia seringkali mencari pembandingnya..
Saya normal atau tidak ya? Adakah orang lain yang seperti saya? Orang-orang kayak saya apa ngga sih?
Oleh karena itu, saya berikan contoh Ibu N disini. Contoh nyata.
Ibu N adalah salah satu ibu yang juga mengalami kekerasan dari orang tua namun dapat tetap merawat anak-anaknya dengan baik, dan merawat ibunya dengan baik pula, masya Allah..
Ia pernah disakiti, lebih banyak ke verbal dan pengabaian, diputus pula cita-citanya, menikah di usia yang sangat belia.. Namun alhamdulilaah, tanpa belajar psikologi, dll.. dengan pemahaman bahwa orang tua itu harus dihormati, yang melahirkan kita, ia tidak mau menjadi anak durhaka, mampu membuat dirinya menerima kelebihan dan kekurangan ibunya.. serta bersabar atas sikap-sikapnya. Ia ridha dengan itu semua. Ibunya ngomel-ngomel terus? ya sudah, biarkan saja.. kalau capek juga berhenti.. masakannya dicela terus? ya sudah, kalau lapar juga nanti dimakan, atau tinggal belikan.. anak-anaknya diomelin? ini yang agak sulit, tapi lama-lama juga pada ngerti..
Kalau kita lihat, kondisi stresnya sebenarnya sangat banyak..!
1. suami sudah meninggal, meninggalkan 7 orang anak termasuk yang di dalam kandungan.. (3 anak meninggal)
2. harus mencari nafkah sendiri, berjualan nasi uduk
3. harus merawat ibunya yang saudara2nya yang lain tidak mau..
4. belum lagi masalah fisik yang lelah, bosan dengan aktivitas keseharian, mengurus anak, minimnya sarana rekreasi, dll

Coping stressnya?
1. problem fokus coping: fokus pada masalah yang dihadapi saja.. meningkatkan kontrol diri, mengubah cara pandang negatif tentang ibu menjadi positif
2. spiritual fokus coping: memaknai bahwa ia ingin berbakti pada ibu, apapun hambatannya, ia akan terima, sholat malam, dan mengerjakan ibadah sunnah semampunya, menerima diri dan orang tuanya.

>kalau teman-teman merasa awam dengan istilah-istilah di atas, ayooo, dibaca lagi artikel-artikel sebelumnya =)
----------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang,

Apakah saya meminta teman-teman menjadi seperti Ibu N?
tidak.
Saya tidak perlu meminta pun, teman-teman pasti inginnya begitu.

Teman-teman pasti ingin dapat menerima masa lalu dan orang tua dengan baik..
Semuanya butuh proseskah? ya.. silakan berproses sebaik mungkin sebisamu.. berproses dengan baik, manfaatkan waktumu dengan baik.. karena kita tidak pernah tau, kapan batas waktu kita dan orang tua kita.

Untuk sekarang, coba pahami dulu, tentang penerimaan.
Baru, kita akan maju lagi ke tahap berikutnya, yaitu memaafkan.

Hffft, saya jadi pengen nulis satu lagi,

Penerimaan terhadap orang tuamu adalah
Ketika kamu mampu bilang dengan tersenyum lebar pada dirimu dan orang lain akan kekurangan papa/mamamu  'itu papaku, kalo saya udah maklum, gapapa.. kita tetap lakukan yang menurut kita baik dan benar saja'

----------------------------------------------------------------------------------------
Dengan menerima, apakah pasrah?
tentu tidak
tetap lakukan yang baik yang menurutmu benar dengan cara yang terhormat


Dengan menerima apakah membiarkan diri diperlakukan buruk oleh orang tua?
hai, kalau bukan orang tua, lain lagi ceritanya..


Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “…dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan «ah» dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah,‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berduatelah mendidik aku waktu kecil’.” (QS. Al-Israa’: 23-24)

----------------------------------------------------------------------------------------
teman,
kalau konsep penerimaan ini masih terlalu abstrak untukmu,
saya berikan contoh yang insya Allah lebih mudah..
karena penerimaan ini, adalah satu hal sangat membantu adaptasi kita terhadap masalah apapun (penjelasan mengenai masalah terhadap adaptasi insya Allah menyusul)

punya balita, rumah sering berantakan?
ya sudah, coba lakukan penerimaan
menerima bahwa rumah memang saat ini agak sulit untuk rapih.. anak-anak aktif mengeksplorasi.. dan rumah adalah sarananya.. ya sudah

semoga Allah cerdaskan mereka.. karena akan ada masanya mereka akan paham akan kerapihan dan akan membantu menjaga kebersihan dan kerapihan rumah. memang bukan sekarang. untuk sekarang, tidak apa-apa begini dulu.

Dengan melakukan penerimaan ini, sungguh sangat membantu mengurangi stres..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar