Jumat, 25 April 2014

Makna Hidup

bismillaah

Teman-teman,

Tanpa terasa (jangan-jangan sangat terasa =D ) artikel di blog ini sudah cukup banyak. Bagaimana kabar teman-teman semua? Semakin berkurang kah perilaku kekerasan terhadap anak-anak? Semakin dapat memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri, masa lalu, orang-orang sekitar, terutama orang tua kah? Kami sangat berharap bahwa teman-teman setidaknya memiliki progres yang positif, meskipun perlahan dan merasa sulit.

Sejak awal, teman-teman telah memiliki 'keinginan' untuk berubah. Keinginan yang merupakan aspek 'afektif'/perasaan dalam diri teman-teman untuk mengubah perilaku negatif, kekerasan terhadap anak. Masya Allah.. itu, sungguh-sungguh sangat baik..! Mengalami kesulitan dan butuh 'perjuangan keras' kah ? Ya ?

Ya..! Perubahan perilaku manusia memang bukan hal mudah. Oleh karena itu, target awal kita ini adalah minimal teman-teman memiliki 'kesadaran' untuk berubah. Paham mengapa harus berubah, dan tahu hal-hal yang dapat membantu teman-teman untuk menjadi lebih baik. Kesadaran dan yang kalau dalam psikologi disebut sebagai aspek 'kognitif'. Perubahan kognitif yang diharapkan akan membantu mengubah aspek 'perilaku' pula. Jadi, bagi teman-teman yang masih merasa kesulitan mengurangi perilaku kekerasan, menerima diri, masa lalu, orang tua, memaafkan diri, masa lalu, orang-orang lain, terutama orang tua, teruslah berusaha keras.. Insya Allah teman-teman akan mampu. Teruslah berusaha keras, dan selalu luruskan niat untuk beribadah kepada Allah.. serta mohon pada Allah untuk memudahkanmu.. karena untuk kita menjalani hidup ini, termasuk dalam berhubungan dengan orang tua dan mendidik anak-anak kita, merupakan 'jalan' yang Allah berikan untuk kita, untuk memenuhi tujuan asal penciptaan kita, yaitu beribadah kepada Allah. Wallohu a'lam.



Mengapa untuk beribadah kepada Allah?

Kami 'ustadzah' kah? bukan..

Apa hubungannya dengan psikologi?

Mari, kita pelajari tentang makna hidup.

Ya,
kali ini, kami akan mengenalkan tentang konsep Pemaknaan Hidup.

Pemaknaan hidup. Ya, itu.

Konsep yang seharusnya telah dimiliki oleh semua manusia dan mengarahkannya dalam menjalankan kehidupan.

Menjadi motivasi yang mendorong kita dalam menjalani keseharian. Tiap jam, tiap menit, tiap detik. Bila kita menyadarinya.
Ini, seperti penerimaan, konsep yang cukup abstrak, namun insya Allah akan cukup mudah dipahami.

-----------------------------------------------------------------------------

Teman-teman,

Kalau teman-teman lagi nungguin kereta di stasiun, trus dapat pengumuman ada keterlambatan kereta.. pengumuman pengumuman.. kereta sekarang masih ada di stasiun cikini...

teman-teman lagi di stasiun Depok Lama, mau ke Bogor...

Teman-teman merhatiin ngga, ada penumpang yang teriak huuuu.. marah-marah.. ada yang lempar-lempar bekas minuman dll..

ada yang langsung ninggalin stasiun, mikir nyari kendaraan lain.. kalo ngga ada, mahal, atau repot ya balik lagi =D

ada yang nyari tukang tahu sama koran, jajan sambil nunggu makan aja dan baca..

ada yang senyum-senyum trus main hp atau baca buku..

ada juga yang kesel2 langsung update status 'BT menunggu' dll dll..

buat yang ngga tau: stasiun cikini ke depok lama, 13 stasiun, sekitar 55-65  menit.. depok ke bogor berapa ya.. saya kok lupa =D yah kira-kira 40-55 menit

(ceritanya KRL ekonomi ini.. kagak ada ac-ac/commuter line an.. )

Nah, tyata, memang respon orang beda-beda ya..

Apa yang membuat berbeda?

EQ kah? sip, bisa jadi..

Perbedaan kemampuan atau kebiasaan dalam berpikir positif kah? yup, ngga salah juga..

Perbedaan kemampuan coping stres kah? iya ya, bisa

Ada yang sabar ada yang ngga sabar? iya, bener ya.

Ada yang buru-buru ada yang ngga? hmm, yang buru-buru juga banyak kok yang 'nyantai'

Perbedaan makna hidup kah? hwaa, dalem banget kayaknya.. tapi iya.. ini yang mau dibahas.. =))

Kok cuma makna hidup yang dibahas?

coping stres, sabar, kan udah.. berpikir positif? Iya, insya Allah ntar.. EQ? yang ini mah kagak, baca2 aja sendiri kalo mau tau =D

Teman-teman,

Manusia pada umumnya  mendambakan kehidupan yang bermakna. Makna hidup ini dapat menjadi motivasi manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Hanya dengan makna hidup yang baik orang akan menjadi insan yang berguna, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Makna hidup dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan untuk menjadi orang yang berguna untuk orang lainnya, apakah itu anak, istri, keluarga dekat, komunitas, negara dan bahkan umat manusia.

Jadi, mengapa makna hidup yang dibahas? karena makna hidup adalah konsep yang penting dan seharusnya jika kita semakin menyadarinya, akan sangat membantu kita untuk terus tegak berdiri dan tenang dalam menjalani keseharian kita. Wallohu a'lam.

-----------------------------------------------------------------------------

Teman-teman -semoga Allah merahmatimu- kehidupan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk sesuatu yang sia-sia dan mendholimi kita. Karena hidup kita sebentar saja, bukankah demikian? Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Seolah-olah tatkala  melihat hari kiamat itu, mereka tidaklah hidup (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di waktu siang atau sesaat di waktu dhuha.” (QS. an-Nazi’at: 46)


“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56). 


Beribadah? setiap detik kita harus berada di masjid, atau setiap detik kita harus membaca al-Qur’an, atau setiap hari kita harus berpuasa? tidak, sama sekali bukan demikian… 
Ibadah, mencakup segala ucapan dan perbuatan yang dicintai oleh Allah.
Allah tidak menghendaki kita setiap detik berada di masjid. 
Allah juga tidak menghendaki kita setiap detik membaca al-Qur’an. Semua ibadah itu ada waktunya. 
Yang terpenting bagi kita adalah melakukan apa yang Allah cintai bagaimana pun keadaan kita dan di mana pun kita berada, dengan ikhlas dan ittiba.
Wallohu a'lam.


Teman-teman, berbicara tentang makna hidup, Allah menciptakan kita untuk beribadah kepada-Nya, sesungguhnya bukankah demikian makna hidup kita yang sudah sewajarnya?
Wallohu a'lam.

Dalam psikologi, teori tentang makna hidup dikembangkan oleh Victor Frankl, seorang psikiater dan neurolog dari Austria, di zaman masih Perang Dunia Dua dulu. Di Indonesia, salah satu tokoh yang mengembangkannya adalah Bapak Hanna Djumhana Bastaman, yang dikenal dengan Bapak Logoterapi Indonesia, yang juga mengembangkan Psikologi Islam di Indonesia.

Menurut Victor Frankl makna hidup merupakan proses penemuan suatu hakekat yang sangat berarti bagi individu. Pencarian makna hidup pada tiap orang berbeda, ini merupakan alasan yang mendasar dari tiap individu. Ada 3 konsep dasar dalam teori ini, yaitu:

a. Kebebasan berkehendak ( the freedom to will)
Manusia dalam batas-batas tertentu memiliki kemampuan dan kebebasan untuk mengubah kondisi hidupnya guna meraih kehidupan yang lebih berkualitas. Dan yang sangat penting kebebasan ini harus disertai rasa tanggung jawab (responsibility) agar tidak berkembang menjadi kesewenang-wenangan.

b. Hasrat untuk hidup bermakna ( the will to meaning)
Setiap orang mengiinginkan dirinya menjadi orang yang bermartabat dan berguna bagi dirinya, keluarga, lingkungan kerja, masyarakat sekitar dan berharga di mata Tuhan. Keinginan untuk hidup bermakna memang benar-benar merupakan motivasi utama pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan bekerja dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga.

c. Makna hidup ( the meaning of life)
Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap penting, dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Makna hidup apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga. Makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan,
keadaan bahagia dan penderitaan. Pengertian mengenai makna hidup menunjukkan bahwa dalam makna
hidup terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Mengingat antara makna hidup dan tujuan hidup tidak dapat dipisahkan.


Bastaman (1996) mengartikan bahwa makna hidup adalah hal-hal yang dipandang penting, benar , dan didambakan, memberikan nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan hidup seseorang. Apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi, maka kehidupannya menjadi berarti dan menimbulkan perasaan bahagia. 

Kehidupan ini tidak selalu menawarkan kesenangan dan ketenangan, tetapi sebagai keseimbangan kehidupan ini juga menyediakan ketegangan dan penderitaan. Oleh karena itu, makna hidup harus dicari dan dipenuhi, serta tantangan-tantangan yang ada harus dihadapi dan dijawab. Hal ini terjadi karena setiap orang menginginkan dirinya menjadi orang yang berguna dan berharga bagi keluarga, lingkungan masyarakat, serta bagi dirinya sendiri.

Sehingga Bastaman (1996) menjelaskan makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun melainkan harus dicari dan ditemukan sendiri. Orang lain hanya dapat menunjukkan segala sesuatu yang secara potensial bermakna, namun untuk mencantumkan apa yang dianggap bermakna pada akhirnya terpulang pada orang yang diberi petunjuk itu sendiri.

Bagi kalangan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, maka ketuhanan dan agama merupakan sumber makna hidup yang paripurna, yang seharusnya mendasari makna hidup pribadi, lebih-lebih pada bangsa Indonesia yang umumnya beragama (Bastaman, 1996).
Jadi, seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, merupakan hal yang normal bila makna hidup bagi kita sebagai muslim adalah untuk beribadah kepada Allah.. wallohu a'lam. 

Pertanyaannya,

Apakah kita selalu memaknai hal tersebut dalam aktivitas kita sehari-hari?

Apakah kita merasakan bahwa kita mendidik anak-anak kita juga untuk beribadah kepada Allah?

Apakah kita menyadari setiap kali kita menahan marah kepada anak-anak kita, bahwa Allah menyukai kita melakukan hal tersebut, dan kita melakukannya untuk mendapatkan ridho-Nya,beribadah pada-Nya?

Apakah kita menghayati, dalam melakukan penerimaan, pemaafan, kepada diri kita, masa lalu kita, orang tua kita, kita melakukannya untuk mengimani 'takdir' kita, untuk ridha pada ketetapan Allah, dan untuk beribadah kepada-Nya?

Apakah, ketika kita memiliki masalah dengan suami, kita dapat tetap berlemah lembut terhadapnya, karena Allah menyukai hal demikian dan kita melakukannya untuk mendapatkan kasih sayang-Nya, beribadah pada-Nya?

Apakah kita setiap kali merasa kekurangan, uang, ditipu orang, didholimi orang, kekurangan waktu, perhatian dari suami, orang tua, keluarga, capek, lelah, bosan, marah, malu, kesal, sedih, sakit fisik, hati, dlsb.. namun kita tetap mampu tegar bersabar dan bersyukur, karena kita memaknai itu semua dengan baik, bahwa sebagai muslim, seharusnya kita hanya dalam 2 keadaan, yaitu bersabar dan bersyukur, sebagai kondisi yang Allah cintai, dan kita melakukan itu, juga untuk mendapatkan rahmat-Nya, beribadah pada-Nya..?

-----------------------------------------------------------------------------
Saya, akan mengambil satu contoh, dari bunda Z..

Seorang ibu, yang memperoleh cumlaude dari salah satu jurusan yang bagus, di salah satu universitas bagus pula di Indonesia.. saat ini menjadi ibu rumah tangga namun merasa minder dengan 'pekerjaannya' nya saat ini..

Saya, bertanya kepadanya,

Apa yang membuat Bunda Z memilih menjadi ibu rumah tangga?

Jawabannya.. :

alasan memilih jadi irt pertama krn agama. saya tahu syariatnya dan konsekuensinya.
kedua, anak2 pernah terbersit kembali bekerja tp jika ingat anak2 siapa yg menjaga mengasuh niat itu kembali urung. sblm melahirkan anak pertama sy masih bekerja di kampus kebetulan ada proyek dr jurusan waktu itu.

Apa sebenarnya yang membuat Bunda Z minder?
poin mengecewakan ortu msh blm nemu solusi yg memuaskan krn sampai detik ini harapan merek masih sama. saya hrs kerja. harus sekolah lagi.
Apa yang dilakukan untuk mengatasi rasa minder?

buat skrg untuk mengatasi rasa minder ini merongrong saya akhirnya sy buka ol shop beberapa bln setelah anak saya lahir.

Apakah itu membantu untuk mengatasi minder?

membantu tp tdk sepenuhnya. ortu tdk menganggap usaha sy tsb adl sesuatu yg bs dibanggakan, bahkan sy selalu dianggap kekurangan uang. kl kata orang jawa melas nelangsa. mereka pikir sy tdk bahagia krn blm mapan dan blm mandiri secara finansial. 

jawaban tambahan lain:

kl mertua baru sekarang2 sih support. kmrn2 hanya menganggap usaha sy sbg pengisi waktu aja bukan untuk diseriusin

kl menghadapi keluarga suami ada poin plus yg akan sy ingat terus bahwa mereka cukup menghargai dan kagum atas keputusan saya yg  cumlaude dan memilih di rumab buat cucu mereka.

dan mama mertua memberi semangat spy sy bs sekolah lagi walau mgkn tdk skrg.

usaha online shop sy ini yg sementara bs saya banggakan walau tetap tdk full bisa menghilangkan minder.
Saya, membaca jawaban Bunda Z, sungguh sangat terharu pada awalnya..
Ia, menjadi ibu rumah tangga, karena ingin menjalankan syariat agama dan demi anak-anaknya.. apalagi itu, kalau bukan ditujukan untuk beribadah pada Allah?

Sungguh sangat terharu pada awalnya..? awalnya saja? Ya.. karena setelahnya, jawabannya, pengulangan, selalu mengulang kembali pada 'hal negatif' tentang perasaan 'mengecewakan orang tua' >jika tidak saya tulis 'tidak mampu membanggakan' orang tua.
Jika, Bunda Z mampu lebih fokus lagi untuk memaknai, menghayati, alasan awalnya, yaitu menjalankan syariat agama dan demi anak-anaknya, untuk beribadah pada Allah, menyiapkan bekal di kehidupan nantinya dan menjalani peran yang sangat mulia di dunia.. insya Allah, Bunda Z akan lebih 'tenang' menghadapi 'tuntutan' orang tua dan keluarga suami tersebut. Bunda Z, tidak akan merasa harus membuka ol shop untuk menghilangkan rasa mindernya.. Jalani hidup dengan bahagia seperti yang diinginkan.
Merasa egois? tidak 'berempati' pada orang tua? tidak berbakti?

Hei, apakah dirimu egois? tidak berempati? tidak berbakti jika dirimu memilih menjadi IRT?

Tapi bukankah kita harus win-win solution?

Apakah membuka ol shop adalah win win solution?

Tapi tidak ada cara lain lagi yang terpikir...

Bukan, bukan itu Bunda Z yang kumaksud.. aku ingin agar kamu dapat memaknai hidupmu lebih baik lagi.. Kamu sudah sangat baik..! Selalu bersikap kuat, tegar, berusaha melakukan yang terbaik untuk membuktikan diri bahwa kamu baik pada orang tuamu, keluargamu, juga dirimu..! Kamu, sungguh-sungguh sangat baik, masya Allah..

Hanya saja, ada saat-saat manusia terasa 'hampa'.. yaitu saat ketika ia menyadari bahwa dirinya tidak cukup baik sebagai 'manusia' bagi orang lain... kamu akan merasa kecewa, bahkan tertekan, mungkin...
vacuum existential.. meaninglessness.

Apa yang kamu rasakan ketika ortu tdk menganggap usahamu tsb adl sesuatu yg bs dibanggakan, bahkan kamu selalu dianggap kekurangan uang, "dibilang" melas melangsa istilah jawa nya?

Baik-baik saja kah?

Ya, aku baik-baik saja

Tidak, kamu melakukan 'denial' bila menjawab itu...

Dirimu, kembalilah pada niat awalmu.. bahwa kamu menjadi ibu rumah tangga untuk beribadah pada Allah sebagai Dzat yang jiwa kita berada di genggamannya.. kamu ingin dicintai oleh -Nya.. kamu ingin menjalani hidup sesuai dengan tuntunan-Nya yang kamu yakini.. maknai itu, hayati itu dengan baik... dan kamu bahagia... sungguh-sungguh bahagia melakukannya...

kamu yang sekarang, membuka ol, juga karena kamu ingin melakukannya.. kamu senang melakukannya.. kamu bahagia melakukannya..

kamu, tidak butuh alasan untuk 'membanggakan orang tua' atau semacamnya untuk melakukannya..

kamu, membuka ol shop karena kamu suka.. kamu suka berhubungan dengan orang lain.. kamu ingin produktif, kamu merasa mampu membuka ol shop dan sekaligus sebagai irt.. kamu bersyukur ketika melakukan itu semua.. bukan karena 'dirongrong' untuk membuktikan diri.

Salahkah 'membuktikan' diri?

tidak.. sungguh tidak salah.. hanya saja, bukan itu fokus utamamu seharusnya.. fokus utamamu adalah menjalani kehidupanmu dengan bahagia untuk 'beribadah' pada Allah dan lain-lainnya adalah bonus karena 'kebaikan' yang sudah kamu lakukan..

aku sudah begitu kok..!

begitukah? masya Allaah.. Alhamdulillaah... =))

-----------------------------------------------------------------------------

Kembali pada teori makna hidup

Menurut Frankl makna hidup hanya ada satu di dalam setiap situasi.

Individu akan dipandu oleh suara hati secara intuisi untuk menemukan makna hidup sebenarnya. Keadaan mendesak secara kuat mempengaruhi dalam mencapai makna hidup, sebagian besar bergantung pada sikap individu terhadap keadaan mereka. Jika individu tidak mengejar makna hidupnya dia mengalami vacuum existential atau meaninglessness. Hal ini sering diiringi dengan perasaan kebosanan, ketidakpedulian, perasaan tidak bermakna, kehampaan, kurangnya orientasi bertujuan, sikap apatis, serta ketidakpuasan terhadap hidup (Debats, 1993).

Jika kita mengikuti teori Frankl, makna hidup dapat dicapai dari nilai kreatif, nilai penghayatan dan nilai bersikap.

Nilai kreatif mengilhami individu untuk menghasilkan, menciptakan dan mencapai sukses di dalam suatu pekerjaan.

Nilai penghayatan mencakup pengalaman positif seperti cinta dan penghargaan terhadap keindahan.

Nilai bersikap membawa seseorang kepada pilihan bersikap terhadap kondisi negatif yang tidak dapat dihindari seperti ketidakadilan (Debats, 1993).

dan tentunya, makna hidup setiap orang, akan berbeda-beda, baik muslim ataupun bukan.

Saya melalui tulisan ini, tidak bermaksud membatasi makna hidup teman-teman semua.

Jika teman-teman makna hidupnya adalah untuk mencari uang yang banyak, silakan...
Jika teman-teman makna hidupnya adalah untuk mencari penghargaan dari lingkungan sosial, silakan...
Jika teman-teman makna hidupnya adalah untuk mendapatkan "power", untuk mengatur orang lain, silakan...
Jika teman-teman makna hidupnya adalah untuk beraktualisasi diri, silakan...Jika teman-teman makna hidupnya adalah untuk menolong orang tua, keluarga, orang lain, silakan...

Jika teman-teman makna hidupnya adalah untuk membahagiakan orang tua, keluarga, orang lain, silakan...
apapun,

ada 2 hal yang penting diingat... lakukan dan maknai itu semua dengan keyakinan, ketenangan dan hati yang lapang, serta tujukan untuk beribadah kepada Allah dan... berbahagialah... cukupkan pula dirimu dengan kesabaran dan kesyukuran dalam menjalaninya..
sehingga tiap kali kamu merasa 'jatuh', 'kosong', insya Allah kamu tetap dapat berpijak dengan baik dengan kesabaran..

dan ketika kamu merasa 'tinggi' dan 'beruntung', insya Allah kamu terus dapat bersyukur dan nikmatmu pun terus bertambah..

wallohu a'lam


Materi yang tidak lebih panjang dari kereta ini, semoga dapat dipahami dan kita aplikasikan dengan sangat baik, aamiin..

Semoga Allah mudahkan kita untuk dapat memaknai hidup kita sebaik-baiknya di setiap detiknya...

Semoga Allah mudahkan kita untuk memaknai bahwa apapun yang kita lakukan, selalu Allah lihat.. sehingga apapun yang kita lakukan selalu merupakan kebaikan dan diterima sebagai ibadah kepada Allah serta benar-benar membahagiakan kita.. aamiin..

-----------------------------------------------------------------------------
Kurang lebihnya,

saya

manusia biasa dengan salah dan khilaf

sesungguhnya, saya juga malu menulis materi ini karena saya juga merasa bahwa saya sendiri belum selalu seperti itu..

tapi semoga,

kita dapat terus terus lebih baik dan terus melakukan kebaikan

iman naik dan turun

bertambah dengan ketaatan

berkurang dengan maksiat

Semoga Allah trus mudahkan kita untuk melakukan kebaikan dan taat kepada-Nya

dan  terus terus lebih baik dan terus melakukan kebaikan

aamiin

kalau marah2 ke anak lagi?

bangkit lagi, tobat lagi. perbaiki diri lagi...

semuanya ok..! insya Allah.. asalkan kita trus sadar dan berbenah diri

berjuanglah dengan keras, sesuai kemampuanmu... bukan di bawah kemampuanmu

sangat tidak enak

membentak2 anak kemudian minta maaf

jangan sampai anak 'belajar'

oh, abis marah2, aku tinggal 'sayang2' aja ya...

belajar dari pengalaman seorang "Bunda Asih"

berusaha dengan keras..

melihat anak yang sedang tantrum/rewel, dekati dgn sadar, jalan perlahan, sambil istighfar, kepalkan tangan di belakang badan, sadari setiap gerakan yang dilakukan... kendalikan diri.. kendalikan!!!


bicara perlahan, nada lembut...dan bisa meningkat dgn tegas.. apabila anak tdk merespon.. tangan tetap terkepal dibelakang.. jangan biarkan tangan "maju"...jika anak tetap tdk merespon.. tinggalkan.. kendalikan tangan.. kendalikan!!!

Ingatlah...
ingatan 2 tahun pertama sangat penting dan berpengaruh pada perkembangan kepribadian manusia.. 5 tahun pertama adalah 'golden age'..!  >meskipun manusia tetap bertumbuh dan berkembang 'seumur hidup'

Jika membayangkan..

Aku akan meninggalkan anak2.. Sekarang.. Saat usianya masih 1-3 th..

Apa yg akan mereka ingat tentang aku?

Walau tidak semuanya..

Aku tentu ingin anak2 mengingatku, sebagai ibu yg penyayang.. Harum.. Dan lembut..
=))
<3

trus berdoa semoga anak mengambil dari kita hanya yang baik-baiknya dan lebih baikkk dari kita

doamu ibu,

adalah doa yang mustajab, insya Allah...

untuk dirimu, masa lalu, dan orang tuamu sesulit apapun, teruslah berusaha menerima dan memaafkannya..

meski orang tua melakukan kesalahan yang sama dan berulang,

lindungi dirimu untuk tidak "sakit" lagi

dirimu kuat dan insya Allah mampu melakukannya

Allah hanya membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya..
memaafkan, menerima, maknai itu semua untuk beribadah kepada Allah dengan segenap keikhlasan yang dirimu miliki... untuk hidup yang baik di dunia fana ini dan di dunia abadi 'nanti'.

wallohu a'lam

Mari trus bersemangat menjadi anak, istri, ibu yang baik.. ! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar