Sabtu, 05 April 2014

Epilog "Penerimaan"

Bismilaah
Teman-teman,
kami harap, teman-teman saat ini telah memiliki penerimaan diri yang lebih baik lagi.. walau mungkin masih ngga begitu paham apa itu penerimaan =D

penerimaan diri yang mencakup 'penghargaan' terhadap diri, termasuk juga terhadap masa lalu, orang tua, suami, keluarga, dll.
atau setidaknya, sedang menuju kesana, atau minimal 'udah mudeng' udah ada kesadaran kalau penting untukku menerima diriku yang utuh lengkap dengan masa lalu yang tidak menyenangkan plus isinya segala macem.



1. Penerimaan untuk orang tua

Hambatannya?

Pendapat dua orang bunda:

1.Akibat terus terulang hingga kini, mungkin jk kekerasan baik verbal maupun fisik hany masa kecil sj dan ortu berubah saat dewasa insyaAlloh penerimaan itu mudah.contohny sy,ortu berubah lbh baik saat kami dewasa,saat sering berjauhan.jd sy sdh menerima dgn lapang.lupa?tidak... sy msh ingat perlakuan mereka,tp sy berpikir positif bhw mungkin jk ortu ga keras begitu mungkin sy akan jd ank manja,ga mandiri,dan susah di arahkan.jd sy bersyukur pny ortu yg begini...dan baca pengalaman bunda2 yg lain knp msh ada yg sakit hati,sulit menerima ortu krn rata2 ortu2 bunda msh bersikap sama smp sekarang,ditambah kita yg memang bnyk masalah,anak,suami,pfkerjaan dsb.

2. Salah satu faktor yg bikin sulit menerima itu karena perlakuan ortu k saya n adik2 itu berbeda bgt.. merasa g adil.. merasa di anaktirikan..

dari 2 jawaban di atas, berarti
1. kontinuitas
2. sangat mengena di emosi yang kita rasakan.. kita ngga suka diperlakukan tidak adil, dll, itu merupakan titik rentan kita.. jadinya berasa terus. (masih inget teori otak kan? amygdala...)

hanya saja, itu memang orang tua kita.. yang kata teori, manusia setelah 40 tahun, agak sulit untuk diharapkan sifatnya berubah..

kalo kita ngga bisa ngubah orang tua, berarti kita yang ngubah diri kita...

jangan mau dengan gampangnya sakit hati lagi karena mereka

kita yang rugi.. merasa sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit terus... sampe kapan mau begitu? ayo berubah..!

terima mereka apapun itu, pahami saja.. sambil trus berdoa pada Allah.. jangan pnah putus... untuk perubahan mereka.

doa adalah senjata yang tidak akan pernah merugikan pemiliknya..


2. Penerimaan untuk diri sendiri termasuk masa lalu kita
Hidup kita (dan juga hidup orang lain) adalah sebuah proses.
Proses yang mudah-mudahan terus berjalan ke arah yang lebih baik sepanjang waktu kita hidup.
Proses yang melalui masa-masa mudah dan sulit
Proses yang membutuhkan adaptasi dari kita dan juga orang lain.

Disini, saya akan sedikit menceritakan masalah terkait adaptasi/ penyesuaian peran terhadap perubahan hidup atau bisa juga terhadap tahapan perkembangan kita yang silih berganti seiring pertumbuhan kita sebagai manusia.

Masalah yang paling banyak terjadi pada manusia normal.
Hm, sebelum 3-5 tahun, biasanya kita lupa ya.. jadi saya mulai dari TK aja deh..
Awal-awal masuk TK, masih inget ngga, ada perubahan buat kita.. bangun pagi rutin, sarapan, dll..
buat yang adaptasinya baik karena motivasi sekolah tinggi, sekolah menyenangkan, orang tua sabar dan menyemangati, akan lebih mudah.. kalo ngga? ya berabe.. >berapa ibu2 yang stres kalo anaknya males sekolah? atau ke sekolah minta ini itu.. padahal anaknya? ya stres juga
lulus TK, masuk SD.. pelajaran makin sulit, buku makin banyak, tas makin berat.. makin lama makin banyak PR.. kelas 6, udah UAN aja..
yang stres siapa? biasanya lagi2 orang tua =D plus sekolahnya juga
anaknya? biasanya sih usia segini masih santai2
mau masuk SMP, mulai pubertas.. anak berubah.. orang tua? ya berubah juga dong.. udah mau punya anak remaja.. ada perubahan lagi..  semuanya adaptasi lagi.. adaptasi peran lagi..
masuk SMA? perubahan lagi.. adaptasi lagi..
kuliah? perubahan lagi adaptasi lagi..
kerja? perubahan lagi adaptasi lagi

menikah? perubahan lagi adaptasi lagi
-melihat sisi lain suami, waktu kita tidak seluang dulu, perbedaan2 dengan suami, dll semuanya butuh adaptasi
hamil? perubahan lagi adaptasi lagi
-ngidam lah, susah makan, mual2, di TM1
-TM 2, udah enakan makannya,
-TM 3 makan masih enak, tapi perut tambah besar, nafas kadang sesak, tidur mau posisi apapun susah, dll

anak lahir? perubahan peran lagi adaptasi lagi
-anak nangisss mulu.. lapar nangis, haus nangis, dimandiin nangis, minta gendong nangis, udah digendong masih nangis, ada yang sakit nangis, bangun tidur aja nangis, dll... lhaa, emaknya juga nangis? =D
-menyusui? waah.. siapa yang bilang itu mudah? malam bangun terus.. giliran bayi tidur semalaman, pagi2 payudara kita penuh asi rasanya nyeri juga =D hayo, pilih tidur semaleman apa bangun2 aja? =D
-belum lagi adaptasi lagi sama suami
-sama keluarga juga.. ibu kita, ibu mertua, dll dll

anak 6 bulan? perubahan lagi adaptasi lagi
-pegel juga kalo jabarin satu2, padahal singkat2 =D udah ah jabarinnya, udah pada ngerasain juga kan..

anak 1 tahun? perubahan lagi adaptasi lagi
anak 2 tahun? perubahan lagi adaptasi lagi
hamil kedua? perubahan peran lagi? ya iya.. kan udah pnah hamil? ya tetep aja berubah peran jadi calon ibu 2 anak.. adaptasi lagi..
anak pertama masuk preskul? perubahan lagi adaptasi lagi


anak pertama masuk TK, anak kedua mau ikutan juga? perubahan lagi adaptasi lagi

dst sdt...
perubahan dan adaptasi nggaaaaa adaaa habisnyaaaa


oleh karena itu, kemampuan menyesuaikan diri dengan peran, harus dikuasai oleh manusia dengan sangat baik seharusnya...
contoh nyatanya?

berapa banyak ibu2 yang pernah mengalami baby blues?
lebih dari 60%..!
berapa banyak yang baby bluesnya lamaaa banget? mpe 1 tahun?
sebenernya itu bukan baby blues lagi.. tapi masalah adaptasi yang belum selesai..
1 keluarga, kalo ada 1 orang bermasalah, semuanya akan kebawa...
1 anak aja, tongue tie.. menyusui jadi sulit.. ibu jadi kesakitan.. stres.. suami? ya capek juga..
tapi kita memang ngga bisa sendiri.. musti ditemani..
ilmu-ilmu fardhu kifayah itu sebenarnya berguna... ya kehamilan, menyusui, psikologi anak, dewasa.. kesehatan anak, dewasa.. parenting, nutrisi, dll dll.. kalau udah tau ilmunya, biasanya kita lebih tenang...

pun, kita ngga punya waktu belajar gitu2an,

prinsipnya adalah penerimaan diri..!

pahami kalau kita punya batas.. kita ngga sempurna.. tapi kita tetap baik..!

pahami kalau ngga semua masalah orang lain harus kita yang menyelesaikan.. dan walau tidak bisa membantu mereka, kita tetap baik !

pahami kalau Allah itu ngasih masalah karena kita mampu.. insya Allah kita baik!

kitanya tenang aja.. usaha yang bisa kita lakukan.. semampu kita.. karena kita itu baik..!

penerimaan diri, ridha terhadap ketentuan Allah, ikhtiar, tawakkal, doa, berbaik sangka ke Allah, yang ujung-ujungnya ke 2 kondisi lagi, yaitu kita ber SABAR... atau kita ber SYUKUR

masa kita mau stres terus?

sekali kita stres, kita akan terbiasa dengan stres lagi stres lagi ketika ada masalah

sekali kita marah, kita akan terbiasa dengan marah lagi marah lagi ketika ada masalah..

padahal harusnya kita mampu menerima diri, dan beradaptasi dengan apa yang sedang terjadi..


karena 1 masalah aja belum selesai, bisa jadi 4 masalah lain juga malah datang berbarengan...


terimalah...
terimalah...


toh, Allah hanya menguji sesuai dengan kemampuan hamba...


Allah udah tau kemampuan kita..

Allah ngga pnah salah ngasih soal ujian ke tiap-tiap hamba-Nya..

terimalah apa yang terjadi dalam hidupmu.. beradaptasilah... fleksibellah akan perubahan, terimalah perubahan itu, jangan kaku pengennya begini harus begini... tidak masanya lagi seperti itu.. karena kita sudah dewasa.. yang seharusnya mampu untuk memilih menjadi bahagia

------------------------------------------------------------------

itu yang di atas, adalah perubahan normal.. wajar.. yang diterima secara umum oleh masyarakat bukan?

itu aja yang diterima secara umum oleh masyarakat, penuh dengan dinamika masalah yang terkadang sangat sulit untuk dijalani dengan baik oleh banyak orang... liat aja status2 fb yang berseliweran =D

nah, gimana sama yang ngga normatif?

yang married by accident, misalnya..
yang diperkosa
yang ketika remaja 'bandel'
yang pacaran tanpa batas meski udah dewasa
yang make narkoba
yang ngerasa galak sama anak-anaknya..


semakin bertambah usia semakin ingin memperbaiki diri


apa ngga pusing itu mereka?

dibayangi dosa dan masa lalu yang kelam... itu sangat menyakitkan kalau diingat2..

padahal yang lalu.. terima saja..

nasi sudah menjadi bubur..!

tapi bubur yang udah jadi saat ini, masih bisa dinikmati dengan enak..! ditambah kacang, bawang, kerupuk, ayam kalo ada, dikecapin, pake sambel, itu enak banget..!

daripada dianggurin.. besoknya basi, didiemin berhari2 baunya udah asem.. lama-lama malah dibelatungin,,,

kalo bubur ibarat hidup kita,
mau dijadikan seenak bubur ayam spesial atau bubur belatung?

itu semua, kita yang 'memilih' dan 'melakukan'


yang lalu.. terima saja..


menyesal, stres, depresi doang juga buat apa?

padahal semua orang beriman berkewajiban untuk bertobat (bukan hanya yang berbuat dosa), dengan berniat ikhlas, mengakui dosa, menyesali dosa, meninggalkan perbuatan dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya, mengembalikan hak orang yang dizalimi, bertaubat sebelum nyawa berada di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat.


Karena Allah berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah, tentang pembahasan isi khutbatul hajah).



bukankah Allah ta’ala berfirman,



إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)



Oleh Karenanya, Saudariku yang Tercinta…
Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu… Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila engkau telah benar-benar bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat.



Allah ta’ala berfirman,
فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)
Allah ta’ala juga berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah)


terimalah masa lalu kita, apapun itu.. terus berbaik sangka pada Allah dan memohon pertolongannya...


dan terus
terus
terus
terus
terus
berbenah diri...


terimalah diri teman-teman
masa lalu teman-teman
orang tua teman2
suami
semuanya yang terlibat dalam hidupmu...


Semoga Allah selalu limpahkan rahmat dan keselamatan untuk kita..
Mudah-mudah untuk 'penerimaan diri' sudah cukup dipahami...


wallohu a'lam


http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/keutamaan-taubat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar