Rabu, 15 April 2015

Berpikir Positif

Oleh Nisa Nur Fauziah

Positive thinking atau berpikir positif adalah cara seseorang melihat permasalahan yang dialami dengan sudut pandang yang positif, ia meyakini bahwa permasalahan tersebut akan terselesaikan dengan baik. Berpikir positif tidak berarti seseorang sembunyi atau lari dari permasalahan, justru sebaliknya, orang yang berpikir positif akan menghadapi permasalahan, melihat adanya potensi bahkan dalam situasi buruk, melihat yang terbaik dari orang lain, dan memandang diri sendiri dengan positif.

Kata kunci berpikir positif di sini adalah
menghadapi permasalahan dengan sikap yang baik. Alhamdulillah, Islam agama yang sempurna, telah membimbing manusia bagaimana menyikapi permasalahan dalam hidup. Sebagai hamba Allah, dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik kesusahan maupun kesenangan, sebagai sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir.

Allah Ta’ala berfirman,
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Qs Al Anbiya’: 35)

Ibnu Katsir –semoga Allah Ta’ala merahmatinya– berkata, “Makna ayat ini yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang beputus asa.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/342, Cet Daru Thayyibah)

Dengan memahami bahwa permasalahan yang dihadapi -apakah itu bencana ataupun kesenangan- adalah sebuah ujian, maka seorang muslim pastinya akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut sebaik mungkin serta tetap memperhatikan syariat yang telah ditentukan oleh Allah Ta’ala.

Modal utama bagi seseorang untuk berpikir positif dalam menjalani kehidupannya, terutama saat menghadapi masalah, tentu saja adalah modal keimanan dan ketakwaan. Dan modal tersebut haruslah terus dipupuk, salah satunya adalah dengan selalu belajar ilmu syar’i. Seorang muslim yang baik, yang ia bertakwa dan beriman kepada Allah, mengetahui bahwa segala hal yang ia alami itu semua merupakan kehendak dari Allah Ta’ala dan ia rela terhadap apapun yang telah Allah tetapkan untuknya. Semuanya ia jalani hanya untuk mencari ridha Allah Ta’ala.

Firman Allah,
“Tiada satu pun bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [al Hadid : 22-23].”


Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
    “Allah telah menuliskan takdir makhluk-makhluk sebelum penciptaan langit dan bumi selama lima puluh ribu tahun. (HR Muslim, 4797 dan at Tirmidzi, 2157)”.

Beriringan dengan upaya untuk terus menerus meningkatkan keimanan dan ketakwaan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan seseorang untuk membantu dirinya dalam membentuk pola pikir positif, yaitu:

  • Identifikasi atau kenali area-area dalam hidup anda.
Jika anda menginginkan untuk bisa berpikir lebih positif, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mengidentifkasi area-area dalam hidup yang biasanya jadi sasaran pikiran negatif anda. Misalnya tempat kerja, rumah mertua, bahkan bisa jadi di rumah sendiri. Dengan mengenali area-area negatif, anda bisa mengatur strategi atau langkah-langkah tertentu untuk bisa merubah sudut pandang ada terhadap area tersebut menjadi lebih positif. Misalnya anda menganggap rumah mertua sebagai area negatif karena anda memiliki banyak ketidak cocokan dengan orang tua pasangan anda yang menimbulkan ketidaknyamanan. Maka cobalah untuk mulai memandang positif rumah mertua diawali dengan mengubah persepsi kepada orang tua pasangan anda. Sadarilah bahwa anda tidak mungkin bertemu dan bersatu dengan pasangan yang anda cintai tanpa peran dari kedua orang tuanya. Pahami bahwa ketidakcocokan itu adalah hal yang wajar, dan apabila muncul pertengkaran karenanya, belajarlah untuk tetap berbuat baik kepada mertua. Karena sesungguhnya berbuat baik kepada sesama manusia telah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam haditsnya,

        “Dan pergauilah orang-orang dengan cara yang baik”. (HR.At Tirmidzi no: 1987).

Segala tindakan baik yang anda niatkan karena Allah, niscaya Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,

"Sesungguhnya kelembutan tidaklah ada dalam satu perkara kecuali akan mempercantiknya, dan tidaklah dicabut darinya  kecuali akan mencorengnya" (HR. Muslim. 4698)

  • Sering-sering untuk bermuhasabah.
Al-Hasan rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya seorang hamba senantiasa akan berada dalam kebaikan selama dia masih memiliki ‘penasihat’ dari dalam hatinya dan ber-muhasabah menjadi salah satu agenda yang paling ia tekuni.” (lihat Muhasabat an-Nafs wa al-Izra’ ‘alaiha karya Imam Ibnu Abi ad-Dunya, hal. 25). Terkait dengan melatih berpikir positif, maka secara teratur usahakan setiap harinya, berhenti dari segala kesibukan anda dan evaluasi cara berpikir anda. Jika anda merasa bahwa kebanyakan dari pikiran anda adalah pikiran negatif, cobalah cari cara untuk mengubah hal itu menjadi pikiran positif.

  • Jalani gaya hidup sehat.
Jagalah kesehatan anda dengan rutin berolah raga. Penelitian menunjukkan bahwa olah raga mempengaruhi perasaan secara positif dan dapat mengurangi stres. Terapkan juga pola hidup sehat dalam segala hal sebagaimana Islam telah mengatur bagaimanakah seharusnya seorang muslim menjaga kesehatan dan kebersihan badannya. Contoh yang seperti ini banyak sekali, diantaranya seperti yang terdapat pada hadits Rasululullah shallallahu alaihi wasallam,
       
“Lima hal termasuk perkara fitrah: khitan, mencukur rambut kemaluan, menggunting kuku, mencabut rambut ketiak, dan memotong kumis.” (HR. al-Bukhari no. 5889 dan Muslim no. 596).       

Dan juga perkataan para ulama salaf yang mengatakan bahwa sudah seharusnya seorang muslim memperhatikan pola makan dan tidurnya, karena terlalu banyak makan dan tidur akan membuat hati menjadi keras. Jika hati telah keras, maka bagaimana anda bisa memandang permasalahan dengan positif?

  • Berteman dengan orang-orang yang memiliki pikiran positif.
Dengan memiliki teman-teman yang baik dan berpikiran positif, maka anda akan mendapatkan nasehat yang berguna dalam menghadapi permasalahan. Sementara bergaul dengan orang yang buruk perilakunya, justru akan menambah permasalahan dalam hidup anda. Hal ini telah disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits beliau,

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

  • Berlatih untuk berkata-kata positif pada diri sendiri.
Hal ini bisa dimulai dengan satu aturan sederhana: Jangan katakan kepada diri sendiri perkataan yang tidak akan anda katakan kepada orang lain. Bersikaplah lembut kepada diri sendiri dan ucapkan perkataan yang memberikan semangat. Berikan evaluasi yang rasional kepada setiap pikiran negatif yang muncul, dan iringi dengan kalimat afirmasi (penekanan) mengenai hal-hal yang baik mengenai diri anda sendiri. Seorang muslim hendaknya belajar untuk selalu memunculkan perkataan dan sikap optimis dalam hati. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menyukai sikap tafa-ul (optimis) dan membenci tasya-um (pesimis). Dalam Shahih al Bukhari, dari Anas Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak ada penyakit yang menular sendiri, dan tidak ada kesialan. Optimisme (yaitu) kata-kata yang baik membuatku kagum (HR al Bukhari (10/181) dan Muslim 2224).”

Al Hulaimi rahimahullah mengatakan: "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam suka dengan optimisme, karena pesimis merupakan cermin persangkaan buruk kepada Allah Ta’ala tanpa alasan yang jelas. Optimisme diperintahkan dan merupakan wujud persangkaan yang baik. Seorang mukmin diperintahkan untuk berprasangka baik kepada Allah dalam setiap kondisi (Fathul Bari 10/226)

Mengenali Pikiran Negatif
Mengenali pikiran negatif sangat diperlukan karena membantu seseorang untuk menghentikan berkembangnya pikiran negatif tersebut. Dibawah ini adalah beberapa pola umum dari pikiran negatif:
  • Filtering.
Anda membesarkan aspek negatif dari sebuah situasi dan justru mengeluarkan semua hal yang positif dari situasi tersebut. Misalnya, bunda telah melalui hari yang menyenangkan. Anak-anak makannya banyak, rukun dan bermain bersama, serta bunda juga bisa menikmati tidur siang bersama mereka. Sayangnya, menjelang tidur malam, anak-anak tidak segera tidur sehingga bunda tidak bisa segera merampungkan pekerjaan rumah yang tersisa. Bunda kesal dan marah. Bunda menganggap hari ini begitu melelahkan dan melupakan bahwa sepanjang hari tadi sudah terlewati dengan manis.

  • Personalizing.
Ketika sesuatu yang buruk terjadi, secara otomatis anda akan menyalahkan diri anda. Sebagai contoh, anda mendengar bahwa rencana anda untuk pergi bersama teman dibatalkan, dan anda berasumsi bahwa perubahan rencana tersebut disebabkan karena tidak ada satu orang pun yang mau untuk bergaul dengan anda.

  • Catastrophizing.
Anda secara otomatis melakukan antisipasi akan muncul permasalahan yang paling buruk. Misalnya anak-anak bunda tidak mau menyentuh sarapannya, padahal bunda sudah menghidangkan menu yang merek sukai. secara otomatis, bunda lalu berpikir bahwa anak-anak akan sangat merepotkan dan bertingkah hari ini.

  • Polarizing.
Anda berpikir bahwa segala hal harus jatuh pada kategori baik atau buruk, tidak ada pertengahan. Anda merasa bahwa anda harus sempurna dalam mengerjakan sesuatu, jika tidak maka itu adalah sebuah kegagalan.



Teladan Orang Shalih Terdahulu

Kisah Seorang Yang Lumpuh Lagi Buta dan Tuli
Dihikayatkan bahwa seseorang dari kalangan orang-orang shalih melewati seorang laki-laki yang terkena penyakit lumpuh separuh badan, ulat bertebaran dari dua sisi perutnya, lebih dari itu ia juga buta dan tuli. Lelaki lumpuh itu mengatakan, “segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanmu dari cobaan yang telah dialami oleh banyak orang.” Lantas lelaki shalih yang lewat itu heran, kemudian bertanya kepadanya, “Wahai saudaraku! Apa yang diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari dirimu padahal saya melihat semua musibah, menimpa dirimu?” Ia menjawab, “Menyingkirlah kamu dariku hai pengangguran! Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyelamatkanku karena Dia menganugerahkan kepadaku lisan yang selalu mentauhidkan-Nya, hati yang dapat mengenal-Nya, dan waktu yang selalu kugunakan untuk berdzikir kepada-Nya.”


Kisah Orang Shalih Yang Selalu Berkata “Ini Adalah Sesuatu Yang Baik”

Dihikayatkan pula bahwa ada seorang yang shalih yang apabila ditimpa sebuah musibah atau mendapat cobaan selalu berkata, “Ini adalah sesuatu yang baik.” Pada suatu malam serigala datang memangsa ayam jagonya, kejadian ini disampaikan kepadanya, maka ia pun berkata, “Ini adalah sesuatu yang baik.” Kemudian pada malam itu pula anjing penjaga ternaknya dipukul orang hingga mati, lalu kejadian ini disampaikan kepadanya. Ia pun berkata, “Ini adalah sesuatu yang baik.” Tak berapa lama keledainya meringkik, lalu mati. Ia pun berkata, “Ini adalah sesuatu yang baik, insya Allah.” Anggota keluarganya merasa sempit dan tidak mampu memahami mengapa ia mengucapkan perkataan itu. Pada malam itu orang-orang Arab datang menyerang mereka. Mereka membunuh semua orang yang ada di wilayah tersebut. Tidak ada yang selamat selain dia dan keluarganya. Orang-orang Arab yang menyerang tersebut menjadikan suara ayam jago, gonggongan anjing, dan teriakan keledai sebagai indikasi bahwa sebuah tempat itu dihuni oleh manusia, sedangkan semua binatang miliknya telah mati. Jadi, kematian semua binatang ini merupakan kebaikan dan menjadi penyebab dirinya selamat dari pembunuhan. Maha Suci Allah Yang Maha Mengatur dan Maha Bijaksana.


Kisah Thalhah bin Abdirrahman Yang Berbaik Sangka Kepada Teman-Temannya.

Thalhah bin Abdirrahman bin Auf adalah orang yang paling dermawan di kalangan Quraisy di zamannya.
Suatu hari istrinya berkata kepadanya, "Aku tidak pernah melihat orang yang paling tidak tahu terima kasih dari teman-temanmu."
Thalhah berkata, "Mengapa begitu?"
Istrinya berkata, "jika kamu sedang kaya, mereka mendekatimu, dan jika kamu sedang tidak punya, mereka meninggalkanmu."
Thalhah berkata, "Demi Allah, ini mungkin dari kebaikan akhlak mereka. Mereka datang dikala kita dapat memuliakan mereka, dan meninggalkan kita ketika kita tidak mampu melaksanakan hak mereka."
Imam Al Mawardi memberi komentar kisah ini.
Beliau berkata, "Lihatlah, bagaimana kemuliaannya membuat ia berbaik sangka, sehingga ia memandang buruknya perbuatan mereka menjadi baik.


Dibawah ini terdapat beberapa contoh dari pikiran negatif, dan bagaimana agar bunda bisa merubahnya menjadi pikiran positif


Saya belum pernah melakukan hal tersebut
VS
Ini adalah kesempatan saya untuk belajar hal baru.


Hal itu terlalu kompleks untuk diselesaikan
VS
Saya akan mencoba untuk menghadapinya dari sudut pandang yang berbeda.


Saya tidak punya apa-apa untuk menghadapi masalah ini
VS
Keterpaksaan/keterbatasan adalah sumber dari penemuan.


Saya terlalu malas untuk menyelesaikan hal ini
VS
Saya belum bisa untuk mengatur jadwal yang pas, namun saya bisa untuk memeriksa ulang prioritas saya.


Tidak mungkin hal ini bisa diselesaikan
VS
Saya bisa mencoba untuk menyelesaikannya



Perubahan ini terlalu drastis
Tidak ada yang perduli untuk berkomunikasi dengan saya
VS
Mari kita coba ambil peluang
Saya coba, mungkin saya bisa membuka jalur komunikasi



Saya tidak akan mengalami kemajuan dalam permasalahan ini
VS
Saya akan mencoba menyelesaikannya sekali lagi


    Itulah bunda, secara umum ulasan mengenai berpikir positif. Semoga bisa diambil manfaatnya ya.. aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar