Sabtu, 10 Mei 2014

Mengenal Diri melalui KONSEP DIRI dan Jendela JOHARI

Oleh Bani Sara Fatimah, S.Psi.


Apakah teman-teman sudah mengenal diri sendiri?

Kelebihan beserta kekurangan teman-teman?

Apakah teman-teman sudah bisa menerima kelebihan dan kekurangan tersebut?
…….....................................

Mengenal diri kita, kelebihan dan kekurangan kita, menerima itu semua, untuk apa?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aktivitas kita kali ini adalah mempelajari konsep diri.

Nah, untuk menjawab pertanyaan di awal kalimat ini, saya akan membantu teman-teman dengan mulai menjelaskan tentang konsep diri lebih detail, lalu menjelaskan tentang Jendela Johari.

Jendela Johari? Apaan lagi itu? Yup, disimak dengan baik dulu yuk.. Mungkin sedikit panjang… em, mudah-mudahan nggak terlalu panjang.. =D

Yah,  semoga mudah dipahami serta teman-teman dapat mengambil manfaatnya ya…




KONSEP DIRI

Mari kita mulai dengan definisi Konsep Diri. 

Secara istilah, konsep diri adalah gambaran seseorang mengenai diri sendiri atau penilaian terhadap dirinya sendiri, (KBBI, 2008).

Byron & Byrne (2001) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan kerangka yang memandu bagaimana kita memproses informasi tentang diri dan keberadaan kita dalam lingkungan.

Menurut De Vito (2006), melalui konsep diri, individu akan memiliki skema dalam mengevaluasi perasaan dan pemikiran kita sehingga seseorang dapat menerima seperti apa dirinya serta aspek-aspek positif dan negatif dirinya.


Bagaimana Penjelasannya?

Konsep diri adalah hal yang penting dalam kehidupan. Mengapa penting?

1. Karena penilaian terhadap diri akan menentukan dan mengarahkan perilaku seseorang dalam berbagai situasi.
Jika seseorang memiliki konsep diri negatif, maka perilakunya akan negatif. Sebaliknya, jika seseorang memiliki konsep diri positif, maka perilakunya akan positif.

2. Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku.
Ini berarti apabila individu memiliki konsep diri positif, ia akan cenderung berpikir akan berhasil dalam melakukan sesuatu. Hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu  memiliki konsep diri negatif, ia akan cenderung berpikir akan gagal. Hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya, atau selalu merasa gagal.

3. Konsep diri merupakan fondasi yang menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang memiliki konsep diri yang positif akan dapat menjalin hubungan dengan orang lain dengan baik. Ia merasa percaya diri dapat berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan baik. Ia juga merasa orang lain akan melihatnya sebagai pribadi dan baik. Ia pun merasa bahwa orang lain juga baik dan dapat dipercaya. Untuk orang-orang yang 'tidak baik' ia dapat mengambil langkah-langkah tepat dalam mengatasinya. Sebaliknya, seseorang dengan konsep diri negatif akan merasa tidak percaya diri dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Ia merasa khawatir orang lain menilainya  buruk. Kekhawatiran ini membuatnya ragu -ragu untuk mempercayai orang lain yang sebenarnya baik. Untuk orang yang menurutnya 'tidak baik', ia akan merasa cenderung diserang dan hampir selalu tidak nyaman berhubungan dalam situasi dan kondisi apapun.


Secara ringkas, konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek-aspek dalam diri kita yang meliputi aspek fisik , aspek sosial, dan aspek psikologis. Mudahnya, bisa dikatakan begini: Konsep diri meliputi pandangan diri terhadap gambaran fisik diri (body image), gambaran kemampuan/peran diri, gambaran sikap diri, dan gambaran karakter diri.

1.  gambaran fisik diri (body image)

misalnya:

-wajah saya cantik.
-bentuk badan saya proporsional
-wajah saya biasa saja tapi enak dilihat
-badan saya gemuk tapi lincah
-wajah saya memang tidak menarik, saya juga gemuk, lamban tapi rambut saya bagus
-suara saya cempreng tapi ok ok aja tuh
-wajah saya jelek
-bentuk badan saya tidak bagus
-hidung saya mancung tapi jidat terlalu lebar dan tidak enak dilihat
-saya lincah tapi terlalu kurus dan tidak menarik
-suara saya ngga enak didenger
-dll

(bedakan mana konsep yang positif dan negatif..! Kenali dirimu. Jika teman-teman merasa negatif, catat lalu cari dan tuliskan  kelebihan dirimu, kemudian fokuslah pada kelebihan tersebut)

2. Gambaran kemampuan diri/peran

misalnya:

- Saya merasa mampu menjadi ibu rumah tangga yang baik
- Saya merasa mampu menjadi ibu yang baik
- Saya ngga pintar masak tapi saya bisa belajar masak
- Saya tidak pintar beres-beres tapi masakan saya enak
- Saya bisa menjadi guru yang baik
- Saya tidak pintar berbicara namun saya bisa menulis
- Saya tidak mampu menjadi ibu yang baik
- Saya tidak bisa memasak
- Saya adalah orang yang gagal
- Saya tidak pintar beres-beres rumah
- Masakan saya enak tapi rumah saya berantakan
- Saya tidak mampu menjadi guru yang baik
- Saya bisa menulis namun tidak pandai berbicara dan ini buruk
- Saya tidak dapat membanggakan orang tua saya
-Saya tidak berguna
- Pekerjaan saya memalukan
-dll

(bedakan mana konsep yang positif dan negatif..! Kenali dirimu. Jika teman-teman merasa negatif, catat.. lalu cari dan tuliskan kelebihan dirimu, kemudian fokuslah pada kelebihan tersebut)

3. Gambaran sikap diri

misalnya:

-Saya adalah seorang yang suka menolong orang lain ketika dalam kesulitan
-Saya adalah orang yang mudah berempati pada orang lain
-Saya adalah orang yang mudah menyampaikan pendapat
-Saya adalah orang yang adil
-Saya adalah orang yang toleran
-Saya adalah orang tang terbuka pada orang lain
-Saya adalah orang yang tepat waktu
-Saya adalah orang yang ramah
-Saya orang yang ngaret
-Saya kurang memiliki jiwa sosial
-Saya adalah orang yang penuntut
-Saya adalah orang yang tertutup
-Saya adalah orang yang judes
-Saya adalah orang yang ragu-ragu dalam berpendapat
-dll

(bedakan mana konsep yang positif dan negatif..! Kenali dirimu. Jika teman-teman merasa negatif, catat.. lalu cari dan tuliskan kelebihan dirimu, kemudian fokuslah pada kelebihan tersebut)

4. Gambaran karakter/kepribadian diri

misalnya:

-Saya adalah orang yang bertanggung jawab
-Saya adalah orang yang disiplin
-Saya adalah orang yang mandiri
-Saya adalah orang yang percaya diri
-Saya adalah orang yang gigih
-Saya adalah orang yang egosentris
- Saya adalah orang yang teliti
- Saya adalah orang yang ceroboh

-Saya adalah orang yang mudah menyerah
-Saya orang yang tergantung pada orang lain
-Saya orang yang tidak percaya diri
-Saya adalah orang yang sulit beradaptasi
-Saya adalah orang yang kekanak-kanakkan
-Saya bandel
- Saya adalah orang yang sabar
- Saya adalah orang yang pemarah

-Saya adalah orang yang minderan
-dll

(bedakan mana konsep yang positif dan negatif..! Kenali dirimu. Jika teman-teman merasa negatif, catat lalu cari dan tuliskan  kelebihan dirimu, kemudian fokuslah pada kelebihan tersebut)

.....................

Konsep diri bukanlah bawaan dari lahir melainkan sesuatu yang didapat melalui proses pembelajaran, pengorganisasian diri dan senantiasa dinamis.


ADA 3 KOMPONEN DALAM KONSEP DIRI

1.      Self ideal (diri ideal)

Yaitu gambaran dari diri yang diinginkan. Diri ideal terdiri dari harapan, impian, visi, idaman.

Diri ideal terbentuk dari kebaikan, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang paling kita kagumi dari diri kita maupun dari orang lain yang kita hormati.

Diri ideal adalah sosok seperti apa yang paling kita inginkan untuk bisa menjadi diri kita, di segala bidang kehidupan kita.

Bentuk ideal ini akan menuntun kita dalam membentuk perilaku.

Misalnya, diri ideal kita adalah ‘ibu yang baik’; bisa memberikan makanan yang enak dan sehat kepada keluarga, pandai membuat rumah menjadi rapih dan bersih, bisa mengatur dan mengatasi perilaku anak-anak, dll, kita ingin menjadi ibu seperti itu.

2.      Self image  (citra diri)
Cara kita melihat diri sendiri, berfikir mengenai diri kita sekarang.
Kita bersikap dan bertindak sesuai dengan gambaran pada cermin diri kita. Apa yang kita lihat pada diri kita, kita percaya bahwa itulah diri kita, maka kita bertindak sesuai diri kita itu.

Begini, misalnya, ketika bercermin terlihat diri kita tenang, percaya diri, merasa mampu menjadi ibu yang baik.

Dengan begitu, jika ketika suatu saat kita gagal, contohnya, kita masiih saja memarahi anak,  atau tidak berhasil mengontrol emosi ketika anak ‘berulah’, atau rumah sedikit berantakan, atau gagal membuat masakan yang enak……

Ketika semua itu terjadi, kita tidak tenggelam dalam keterpurukan, kita bisa memaklumi kondisi tersebut, berpikir bahwa kondisi itu hanyalah sementara, lalu kita merasa mampu melewatinya, “nanti bisa kok kalo berusaha lagi”, karena kita memiliki citra diri yang positif, kita yakin bahwa kita adalah ibu yang ‘baik’.

Untuk mengubah konsep diri menjadi positif, bisa dimulai dengan mengubah citra diri. Ya, mengubah cara kita melihat diri kita sendiri menjadi lebih positif.

Oke, aku adalah ibu yang baik, aku bisa menahan emosi, aku bisa mengatur anak-anak, aku pandai memasak, kalo aku gagal sekali, tidak apa, aku kan ibu yang baik, dan aku baik-baik saja, sehingga tidak merasa menyesal teramat dalam, dan tenggelam dalam keterpurukan. Semua tetap akan baik-baik saja.

3.      Self esteem atau harga diri

Adalah komponen yang bersifat emosional, dan yang paling penting dalam menentukan  sikap dan kepribadian kita.
Harga diri juga merupakan kunci keberhasilan hidup.
Semakin kita menyukai/menghargai diri kita, semakin baik kita akan bertindak dalam bidang apa pun yang kita tekuni. Dengan demikian, semakin baik pula performansi kita. Kita akan semakin menyukai diri kita dan merasa bahagia. Semakin kita tidak menyukai/tidak menghargai diri kita, semakin buruk kita akan bertindak dalam bidang apapun yang kita tekuni. Dengan demikian, semakin buruk pula performansi kita. Kita akan semakin tidak menyukai diri kita dan merasa tidak bahagia.

Semakin sejalan diri ideal dengan citra diri, maka akan semakin tinggi harga diri kita.

Adanya ketidaksesuaian antara diri ideal dan citra diri dapat menjadi sumber stres atau konflik dalam diri kita.

contoh: kita ingin menjadi ibu yang baik, namun merasa diri kita bukan ibu yang baik karena tidak bisa merawat anak dengan baik, sulit mengontrol kemarahan, tidak mampu mendidik dengan baik, tidak bisa memasak makanan sehat untuk anak dll. Kita akan merasa stres karena ini.  

Adanya ketidaksesuaian antara citra diri dengan kenyataan aktual pun akan menjadi sumber stres atau konflik dalam diri kita.

contoh: kita merasa kita adalah ibu yang baik namun pada kenyataannya kita memarahi anak yang tidak sengaja menumpahkan air minum ke lantai, gagal dalam toilet training, dll. Hal ini pun akan membuat kita stres.


Bagaimanakah konsep diri terbentuk?

Konsep diri, ibarat meja, memiliki kaki-kaki yang menopangnya, semakin banyak kaki yang menopang, maka semakin kuat konsep diri itu.
Lalu, yang menjadi pertanyaan, kaki-kaki meja itu adalah konsep-konsep yang positif atau negatif?

Hmm,
Kalau kaki-kaki meja tersebut kebanyakan konsep yang negatif, maka konsep diri kita negatif, sebaliknya jika kaki-kaki yang menopang adalah konsep positif, maka positiflah konsep diri kita.

Pembentukan konsep diri, dipengaruhi apa saja?

# Pertama, siapa yang memasang kaki meja?
Ya, dia adalah pihak otoritas, misal, orang tua, guru, suami, teman dekat yang kita ‘percaya’ padanya, dll.

# Kedua, berapa kuat intensi emosi yang tumbuh?
Semakin kuat intense emosi, semakin kuat konsep diri terbentuk.

contoh:
Bunda XZ di masa SMA:

saat ortu jemput saya, mereka bilang bhw mrk saat kecewa krn sy ga lolos. saat itu sy merasa gagal, kayanya semua yg prnh sy jalani ga ada artinya krn kegagalan tsb. (Konsep diri yang terbentuk: anak yang gagal).

sy lalu msk sma terbaik di kota dan sy mulai kacau. sy msh sangat kesal krn dicap sbg anak gagal. maka sy berfikir lbh baik mmg sy jd anak yg gagal. sy di sma ga prnh pny tendensi utk berprestasi di bid akademik. sy udh ngeri target ortu sy bhw sy hrs msk fk ui atau itb. sy tau kemampuan sy, sy sangat lemah di pelajaran ipa. sy kacaukan semuanya. sy ga pernah dpt ranking. sering bermasalah krn doyan bolos, bhkn memalsukan surat dispensasi dr eskul agar sy bs keluar kls saat pelajaran ipa. ortu sering dipanggil guru bk. mrk bilang, mrk sangat kecewa, mrk sebut saya bandel. jd sy memutuskan utk bandel di mata mrk. (Konsep diri yang terbentuk: anak yang bandel).

# Ketiga, yaitu repetisi atau pengulangan
Pengalaman awal kehidupan dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri. Keluarga mempunyai peran yang penting dalam membantu perkembangan konsep diri terutama pada pengalaman masa kanak-kanak (Stuart dan Sundeen, 1991). Semakin sering statemen yang diberikan kepada kita, semakin kuat konsep diri itu terbentuk pada diri kita.

Konsep diri juga dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Ekspektansi orang tua, kondisi fisik, efek media masa, pengalaman keyakinan beragama, status sosial ekonomi keluarga, dinamika dalam keluarga juga dapat mempengaruhi terbentuknya konsep diri.

(lihat cerita Bunda XZ di atas.. terdapat pengulangan konsep anak yang gagal.. anak yang bandel.. tidak dapat memenuhi ekspektansi lingkungan, dari orang tua, guru, Bunda XZ membenarkan pandangan itu, dan menjadikan anak yang gagal dan bandel sebagai konsep dirinya).

Yang penting untuk dipahami, pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Bila individu membenarkan pandangan orang lain terhadap dirinya maka tertanamlah pandangan yang dikatakan oleh orang lain itu sebagai konsep diri.

Cooley (1992) menjelaskan bahwa konsep diri individu seseorang secara signifikan ditentukan oleh apa yang difikirkannya tentang fikiran orang-orang atas dirinya.

Menurut Mulyana (2002),  perasaan diri bersifat sosial, sehingga melalui orang-orang yang terdekat dan paling bermakna, maka terbangun suatu tafsir atas apa yang sesungguhnya dimaksud dengan diri.

Konsep diri dibangun melalui mekanisme internal di mana setiap individu mendesain sendiri impresi dirinya melalui apa-apa yang diingat, diketahui dan dibayangkan tentang dirinya (Kendzier dan Whitaker, 1997).

contoh:

Bunda XZ setelah kuliah dan menikah:

skrg, klo sy lihat sahabat2 sy jd dokter, sy iri knp dl ga krj keras sperti mrk, pdhl sama aja nilai fisika mrk jelek ky sy hehe. (Bunda XZ membenarkan fakta-fakta sebagai diri yang gagal dan semakin kuat konsep diri sebagai pribadi yang gagal tertanam dala dirinya)

klo liat pasangan yg bs ketemu tiap hr, sy iri krn sy ga bs ky gitu. ortu sy bener, ini konsekuensi krn milih suami sy dg keluarganya yg spt itu. (Bunda XZ membenarkan pandangan orang tuanya sebagai diri yang akan gagal menjalani kehidupan beruah tangga karena kondisi keluarga suami, dan semakin kuat konsep diri sebagai pribadi yang gagal tertanam dalam dirinya)

tiba2 sy merasa bahwa apa yg mrk harapkan ttg sy adl benar, sy yg melawanlah yg salah. (lagi-lagi membenarkan penilaian orang tua dan tetap memiliki konsep diri sebagai diri yang gagal)

saya nggak tau apakah perasaan ini muncul krn sdh setahun lbh sy tinggal kembali dg mereka atau gmn. tp mau sampai seperti ini? saat ini untuk menulis sy mau apa pekan depan saja terasa sangat sulit. sy jd cenderung melakukan sesuatu hny utk merespon keadaan terutama jika ortu mulai menuntut lagi. (konsep diri sebagai diri yang gagal terus dikembangkan ke berbagai situasi)



Jadi, sebenarnya konsep diri sangat ditentukan oleh sikap diri sendiri.


Sikap adalah kebiasaan berpikir dan oleh karenanya dapat dibentuk dan dipelajari.


Kita, manusia dewasa sebenarnya MAMPU untuk bersikap, berpikir dan menilai diri kita sendiri sebagai diri yang POSITIF.


Sikap yang baik (positif) HARUS terus menerus dipupuk dan dikembangkan dari waktu ke waktu dengan cara mengubah cara berpikir yang lama/negatif, menjadi cara berpikir yang baru dalam memandang semua hal/positif.


SANGAT PENTING  bagi kita membentuk konsep diri yang positif.


Ya, orang lain dapat berkata aaaaaapaaaaapuuuun tentang  diri kita, namun, diri kita sendiri yang sebenarnya membentuk kita..!

-----------------------------------------------------

Wah, materi ini sudah cukup panjang ya..

sayangnya belum selesai..

jika teman-teman lelah membaca, silakan beristirahat dulu.. kalo udah fresh lagi, balik lagi kesini.. tapi kalo masih bisa fokus, mau terus baca aja  juga boleh kok...

ok...! kita lanjutkan lagi =))
-----------------------------------------------------


Jadi teman-teman,

Semakin baik konsep diri kita maka akan semakin mudah kita untuk berhasil dalam menjalani kehidupannya. Demikian pula sebaliknya....
Kita sendiri, dapat juga lho melihat melihat konsep diri seseorang.. Dari mana?  dari sikap mereka.

Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.

Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.

Dari konsep diri positif lahir pula pola perilaku komunikasi antar pribadi yang positif pula yaitu melakukan pandangan dengan lebih cermat dan mengungkapkan petunjuk yang bisa membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula. (Masih inget kan, kalo konsep diri juga berpengaruh pada hubungan kita dengan orang lain).

Seseorang yang berkonsep diri positif akan berkomunikasi secara tembus pandang.
Artinya, kita terbuka terhadap pengalaman dan gagasan baru, cenderung menghindari sikap defensif serta lebih cermat dalam memandang dan menilai diri sendiri juga orang lain.

Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Jendela Johari. Dalam Jendela Johari dijelaskan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.


Haaa, Jendela Johari? Iya.. yang di awaaal banget itu udah dikasih tau sedikiiiit.. =)

Yuk yuk, kita pahami detailnya sekarang..


 JENDELA JOHARI

Joseph Luft dan Harrington Ingham (Johari: JOseph HARrIngton) , mengembangkan konsep Johari Window/ Jendela Johari sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan.

4 daerah tersebut adalah daerah publik, tersembunyi, buta, dan tidak disadari. Kita bahas satu per satu ya.. 

1. Daerah Publik (kita tahu, orang lain tahu)
Contohnya yaitu nama, alamat, usia, pendidikan, dan hal-hal umum lainnya. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah, sehingga orang lain semakin mengenal kita, mengetahui daerah tersembunyi kita. Makin besar daerah publik, makin produktif, hangat dan menguntungkan hubungan kita dengan orang lain.

2. Daerah tersembunyi (kita tahu, orang lain tidak tahu)
Biasanya berisi tentang hal-hal pribadi seperti perasaan, pandangan terhadap sesuatu, kesukaan dan ketidaksukaan, dll. Jika kita tidak berbagi daerah tersembunyi, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang kita.

Misalnya gini, kita tidak suka ketika suami pulang langsung pegang HP, BBM-an lah, Fesbukan, Chatting dll. Akan tetapi suami merasa hal itu biasa-biasa saja dan istri tidak masalah. Nah, sudah jelaskah pesan kita dan sudah ditangkapkan maksud ‘diri’ kita oleh orang lain? Biar, ketidaksukaan itu tidak bersebunyi begitu saja dan membuat kita 'empet' sendiri.. kesel sendiri daaaan rugi sendiri =) Insya Allah tentang komunikasi asertif akan ada materinya.


3. Daerah buta (kita tidak tahu, orang lain tahu)
Kadang kita tidak tahu beberapa hal tentang diri kita. Justru orang lain yang menemukan hal tersebut ada pada diri kita. Semakin kita bersikap terbuka dengan masukan orang lain, maka semakin kita tahu tentang diri kita.

Dengan mendapatkan masukan dari orang lain, daerah buta akan berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam berhubungan dengan orang lain atau bekerja sama dengan orang lain.

Misalnya, Bunda QQ nih pinter masak, dia tau, dia suka masak, tapi dia tidak tahu bahwa itu adalah kelebihannya. Nah, setiap kali temannya datang ke rumah, selalu disuguhi masakannya yang enak. Lantas temannya berpendapat bahwa “Bunda QQ, dirimu berbakat ya di bidang masak-memasak.” Nah, Bunda QQ jadi makin paham kelebihannya dan tambah semangat masak.. jadi tambah PD deh jualan dan berhubungan lebih baik dengan orang-orang..

4. Daerah tidak disadari (kita tidak tahu, orang lain juga tidak tahu)
Jendela ini akan mengecil seiring kita menjadi dewasa, mulai mengembangkan diri dan belajar dari pengalaman. Suatu saat mungkin kita yang menemukan hal tersebut, atau bisa jadi orang lain yang menemukannya. Jika kita bersikap terbuka, maka kita semakin mengenali diri kita dan bisa berhubungan hangat dengan orang lain.
Oleh karena adanya perbedaan karakteristik individual, maka besarnya masing-masing daerah jendela pada seseorang berbeda dengan orang lain.

Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama pengungkapan diri (self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan balik (feedback ).

Tahap pengungkapan diri, maka orang akan memperluas daerah tersembunyi, sedangkan untuk memperluas daerah buta dibutuhkan umpan balik dari orang lain. Akhirnya, ia akan mempunyai daerah publik yang semakin luas.

Semakin luas daerah publik dapat dikatakan seseorang mempunyai konsep diri yang positif. Ia telah tahu, baik dalam kuantitas maupun kualitas, kekuatan dan kelemahan dirinya. Orang semakin bebas untuk menentukan langkahnya, topeng-topeng yang dipakainya semakin terkuak dan ditinggalkannya. Ia menjadi pribadi yang matang, percaya diri, tidak takut menghadapi kegagalan, dan siap mengahadapi tantangan.

Setelah seseorang melakukan upaya mengenali kekuatan dan kelemahan diri, orang lain akan menyadari siapa saya?  Mengenal diri bukanlah tujuan. Pengenalan diri adalah sebagai sarana yang memudahkan kita dalam menjalani kehidupan. Oleh karenanya, setelah seseorang dapat menjawab pertanyaan siapa saya? maka pertanyaan selanjutnya adalah saya ingin menjadi apa?  Jawaban atas pertanyaan tersebut tentunya beragam, sesuai dengan peran-peran yang dimainkannya. Manusia memiliki kemampuan untuk mengubah atau mengembangkan diri.

Ya, mengubah konsep diri menjadi lebih positif!

3 komentar:

  1. Yg jendela Johari ini pernah dapet waktu kuliah kesmas, nahhh pembahasan diatas Masya Allah beneeer bgt. Terkadang klo lg hectic trus ada kesalahan kecil dr duoR suka kelepasan cerewet, tp lgsg cepet sadar dan minta maaf ke duoR sambil meluk dan cium. Ketika bgn pagi setelah buka mata trus berdoa trus liat kanan kiri wajah duoR yg terlelap trus niat untuk menahaaaan cerewet dan harus selalu senyum sama mereka. Alhamdulillah sering berhasil, banyakin pelukan dan candaan, bisikkan kalimat2 klo bunda sayang mereka, ketika akan tidur biasanya mereka akan peluk tangan ria seperti guling. Setelah ngaji biasanya ria bilang klo ria sayaaaang mereka, dan ria minta maaf untuk hari itu. Ria tidur ditengah2, rasanya ituuu bahagia bgt ketika mereka tidur mereka ttp membutuhkan tangan dan mulut ini untuk membacakan ayat2 suci. Klo inget ini mau nangis :(

    Alhamdulillaah ria tumbuh dan besar dgn orangtua penyayang yg tak pernah sekalipun main fisik, cubit bahkan jewer pun ga pernah. Papah sama mamah penyayang bgt, klo marah tu mamah yaa cerewet aja. Ga sampe melukai hati yg gimanaaa bgt. Mereka ortu plus sahabat ria, ahhhhhh the best bgt! Semoga duoR punya kenangan sama seperti yg ria rasakan terhadap ortu.

    Kdg klo mereka salah dan terpaksa ria harus cerewet setelahnya ria cerita knp bunda td marah, alhamdulillaah mereka ngerti (semoga). Setelahnya ria tetap minta maaf dan peluk cium mereka. Apa cara ini salah bunvir?

    Terkadang jujur suka kelepasan nada tinggi misal pas pegang gunting atau yg bahaya, dan mereka takut dan nangis. Tp setelahnya lgsg sadar dsn meluk minta maaf :(

    Terkadang terbesit klo kita marah bahkan membentak anak bbrp sek syaraf mereka putus :'( nah untuk menebusnya banyakin momen peluk dan bercanda with them, apakah cara itu betul? Hiksss minta saranny bunvir #help

    BalasHapus
  2. aamiin.. semoga duoR bisa merasakan kebahagiaan seorang anak sperti yang bundanya rasakan ya..

    kalo bunda Ria bisa baca2 materi sebelumnya, kekerasan verbal termasuk salah satu dari bentuk kekerasan.. tapi alhamdulillaah bunda Ria mampu menyadari dan mau untuk meminta maaf pada anak-anak baik secara verbal dan fisik (peluk cium)..
    itu sangat baik sekali..

    sebenarnya, asal bunda Ria punya keinginan kuat untuk mengontrol verbal dan berusaha meminimalkannya, insya Allah tidak masalah.. >asal jangan berpikir 'ngomel juga gapapa, ntar juga tinggal mintaa maaf peluk cium lagi =)

    dalam mendidik anak, yang terbaik tetap dengan kelembutan, wallohu a'lam.. tegas yang lembut, berbeda dengan kekerasan verbal.. insya Allah bunda Ria paham..

    bunda ria dapat mulai berlatih untuk mengurangi nada tinggi ke anak-anak dengan 'mengatupkan mulut' dulu dan hanya 'tangan' yang bekerja menjauhkan anak dari hal2 yang membahayakan.. misalnya pegang gunting, cukup ambil guntingnya dengan tenang dengan bibir dikunci.. lalu letakan guntingnya.. setelahnya baru jelaskan dan peluk cium.. awalnya mungkin sulit, tapi situasi belajar terbaik adalah kondisi yang nyaman, bukan? bunda juga lebih bahagia karena tidak merasa 'melukai' anak =)

    ini, saya bantu copaskan link terkait pertanyaan bunda ya.. semoga membantu.. =))

    http://jendelaummahat.blogspot.com/2014/03/refleks-memukul-mengomel-berteriak-dll.html

    http://jendelaummahat.blogspot.com/2014/03/relaksasi.html

    http://jendelaummahat.blogspot.com/2014/03/kekerasan-definisi-dan-macam-macamnya.html

    http://jendelaummahat.blogspot.com/2014/03/manajemen-marah.html

    http://jendelaummahat.blogspot.com/2014/03/resume-masalah-perilaku-kekerasan.html

    hihi ternyata banyaaak <3

    apapun, insya Allah, bunda adalah ibu hebat tercintanya duoR.. insya Allah mereka pasti bangga punya bunda seperti bundanya yang begitu perhatian.. (y)

    BalasHapus
  3. Masya Allah begitu banyaaaaak PR tuk jd ibu yg baik, Bismillah niatkan hati. Mohon do'anya yaaaaa. Jazakumullaah khoiir untuk semua admin

    BalasHapus