Kamis, 15 Mei 2014

Cerita Bunda Asih

hari baru...

maukah teman-teman membaca ini?

sebagai jendela...

jendela? untuk menambah "input" warna warni duniamu....

Bayangkan, ketika suatu saat di rumahmu, dirimu merasa 'sempit....
sedang punya masalah.
kalo lagi punya masalah,  biasanya apapun keliatan tertutup smua...
padahal kalo liat jendela, dunia itu masih luas,

ya... tengoklah ke jendela.. pandanglah pada satu sosok teman ini..
satu saja, tidak sepuluh atau jumlah lain...

bukalah makna cerita hidupmu

dengan bermakna

----------------------------------------------------------------------------------




Mmhh..

Aku anak pertama..

Aku ingat.. Saat kelas 4SD, ibuku bahkan pernah mengatakan padaku, d depan teman2 ku.. Yg sangat "menghormatiku",

"Huh.. Lebih baik dulu begitu lahir kucekik dia.. Biar mati sekalian.. Dari pada tau klo sekarang.. Dia tdk berguna seperti ini"

Aku ingat dengan baik..

Nada bicaranya..

Ekspresinya..

Dan perasaanku saat itu...

Beliau berkata begitu.. Hanya karena, aku tdk memasak nasi...
Sehabis ashar, aku malah mendengarkan curhat anak2 yg datang pd ku.. Dan begitu maghrib tiba.. Mereka akan bermain k rmh.. Untuk belajar bersama ku..

Saat itulah.. Ibuku berkata seperti itu...

Saat itu, aku sangat marah.. Dan sangat membencinya..

Aku merasa harus melakukan semuanya..

Cuci piring, cuci baju, membuka dan menutup jendela, memasak nasi, menyapu rmh.. Sedangkan adik no 2, tdk melakukan apapun...

Pulang sekolah, dia akan melemparkan kaos kaki ke kanan, sepatu k kiri, tas ke depan.. Baju seragam ke kolong meja.. Dll..

Besok paginya, dia akan berangkat k sekolah, dgn memakai seragamku, sepatuku, kaos kakiku, tas sekolahku, pensil warnaku.. Yg semuanya tersedia rapizzz

Sedangkan aku, akan terlambat karena mencari2 kaos kakinya, sepatunya.. Dll..Aku memakai baju seragamnya yg kebesaran (yeup.. Badannya jauh lbh besar dari ku), bahkan sepatunya pun longgar buat ku..

Satu2nya cara supaya aku bs memakai perlengkapanku, aku harus merapikan semua perlengkapannya.. Sebelum dia memakai milikku..

Saat itu, aku baru saja diambil dari nenekku (nenek dari ibu), aku benar2 asing dgn mereka semua.. Aku benar2 tdk suka dan marah dgn perlakuan yg ku terima..

Bagaimana bisa.. Saat aku kecil "dibuang", lalu diambil.. Namun diperlakukan semena2 seperti ini???#d rumah nenek, aku adalah "tuan puteri", punya satu org pembantu yg khusus melayaniku.. Aku bahkan tdk ingat.. Dmn dapur d rmh nenek ku itu.. Krn aku memang tdk pernah ke sana..

Aku adalah tuan puteri, yg diambil oleh ibu kandungnya, untuk dijadikan pembantu...

Saat aku mulai sering k perpustakaan...

Mulai tdk lagi mencuci pakaian sambil menangis..

Atau mencuci piring dgn berlinang air mata..

Mulai mengerti mengorganisir org lain...

Jika aku tdk bs mengendalikan si no 2...

Maka aku bs mengajak si no 3 untuk bersama2 mencuci baju...

Menyerahkan tugas membuka jendela di pagi hari kpd no 4

Menutup jendela d sore hari kpd no 5

Mencuci piring bersama2 dgn no 3... Berbagi tugas memberi sabun.. Dan membilas..

I win!!!
Aku ingat.. Selalu "harus" ranking 1

Atau 3 besar..

Sampai aku pernah memohon2 kpd kepala sekolah.. Untuk menuliskan ranking d raport (saat itu.. Seluruh kelas tdk ada yg d tulis)

Aku pergi k ruang guru.. Memohon.. Dan menangis.. Krn aku tau.. Aku akan dipukul oleh ayahku.. Jika aku tdk rangking..

Kau tau...

Aku ranking 11

Yeup.. Sebelas..

Saat diberi tahu itu.. Aku sangat terkejut.. Mana yg lbh baik.. Menjelaskan "memang tdk ada satupun yg ditulis"

Atau... Kena pukul krn ranking 11...

#adik2 ku... Tdk ada satupun yg masuk 10 besar.. Dan mereka tdk pernah diomeli sekalipun..

#rentang SD-SMP

Kepala sekolah masih menunggu jawabanku...

Aku termenung.. Berfikir keras..

Akhirnya rasa malu (krn sdh memaksa untuk menulis d raport), justru yg menang..

Sdh terlanjur memohon dan mennagis...

Pertanggung jawabkan!

Sepanjang jalan pulang.. Aku terus menerus berdo'a pada Allooh.. Untuk memberiku ilham yg baik... Dlm memberi penjelasan..

Meminta pada Allooh untuk melembutkan hati ayahku..

Memberiku kekuatan dan keberanian..

Dan memberiku kesabaran.. Jika nanti ayahku marah dan memukul ku..

Selepas sholat maghrib, saatnya memperlihatkan rapot2 kami...

Aku menunduk.. Menyerahkan rapotku.. Dan mulai berbicar..

"Maafkan aku ayah.. Aku akan berusaha lbh keras lagi.. Aku akan mengurangi nonton tv.. Mengurangi bermain.. Dan lbh giat belajar.. Krn nilaiku turun"

You know what...

Ayahku terkejut sekali...

Dia pasti heran.. Dari mana aku dpt kata2 seperti itu...

#tuturan bahasa yg ku gunakan.. Aku terlalu terpengaruh pd apa yg kubaca.. Dan ku tonton..

Kemudia dia hanya menggumam "hmmm.. Ya.. Pikirkan lagi.. Kenapa bs begini.. Dan cari penyebabnya"

Sudah..

Beliau bahkan tdk membentak..

Atau melotot...

I win!!!!

Aku merasa..

Kekuatan terbesarku adalah...

Aku sangat percaya pada Allooh...

Aku menggantungkan semuanya pada Allooh...

Walau ayahku tdk pernah memberi nafkah kpd keluarga kami.. (Aku langsung bekerja begitu lulus dari SMU)

Aku tdk membencinya...

Krn beliau telah membekali yg lbh penting dari semuanya..

Dia membekali ilmu agama yg cukup..

Alhamdulillaah..

Some how..Aku bersyukur.. Dibesarkan dlm lingkungan ***...(Jika dibandingkan dgn org yg awam agama sama sekali...)

Aku tdk membencinya..Walau aku begitu d rendahkan dan diremehkan d kantor.. Krn hanya lulusan sMU..

Aku membaca lbh banyak dari org lain...

Aku hanya perlu lbh giat lagi belajar..

Aku jg bertekad..

Adik2ku..

Tdk boleh ada yg direndahkan org lain seperti aku..

Mereka harus kuliah..

Dan aku...

Aku selalu bs menjaga diriku sendiri.. Krn ada Allooh yg selalu melindungiku...

Dua tahun..

Sampai org2 benar2 melihat kemampuanku..

Sampai kepala dinas ku memberi kepercayaan pd ku..

Sampai aku bs melakukan perjalanan dinas.. Mempresentasikan hasil yg kudapat...

Bahkan ada kalanya, dlm satu minggu, aku hanya dikantor 3 hari..

Selebihnya dinas luar..

Aku terlibat dlm proyek2 penting..

Sampai bs mengalahkan senior2... Yg dulu meremehkanku...

#saat mengundurkan diri... Kepala dinas tdk mau menandatangani surat pengantarku.. Selama 1 th... Dan bahkan gajiku masih d bayar.. Walau aku tdk pernah masuk kantor...

Setelah pindah k negeri tetangga.. Beliau baru menandatangani.. Dan aku mengembalikan seluruh gaji yg ada d rekening...

Salah satu adikku..Aku ingat betul.. Ketika beberapa bln yg lalu..Dia melarang siapapun memberi uang ayahku..Dia sangat menbencinya.. Menyebutnya ayah yg tdk berguna.. Dll..Astaghfirullooh..Semoga Allooh membukakan pintu hatinya...

Yaah..Aku sungguh faham..Dgn gajiku sebagai PNS, 2 org tua, 6 org adik yg bersekolah.. Dgn dia yg kuliah.. Pasti sangat kurang untuknya...

Aku mengatakan padanya..

Aku sangat menyesal dgn semua penderitaan yg harus dialaminya..

Aku minta maaf.. Krn saat itu.. Memang hanya itu kemampuanku...

Aku faham dari mana semua kebencian itu berasal..

Semoga suatu saat dia sadar...

"Dunia.. Adalah ajang pembuktian kualitas diri kita"

Sampai pada akhirnya...

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَاPada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.

Bertahanlah...

Hidup hanya sangat sebentar...

Aku sedang tdk mengatakan jika pengaruh org tua itu tdk ada...Tapi..Kita selalu punya pilihan...

Mengapa lee seung gi yg tdk beragama.. Bisa demikian "sempurna"Sedangkan ar**l? Dgn nama yg indah? Bahkan berkelakuan kebalikannya?

Tdk bisa dipisahkan..Antara dunia.. Dan tujuan sebenarnya, setelah kita mengambil bekal yg banyak d dunia..

Jika kita terlalu fokus pada dunia..

Kita terbenam dgn kebencian yg tdk ada habisnya?

Padahal masih ada akhirat.. Dimana kita akan dimintai pertanggung jawaban.. Akan bakti kita pd org tua, misalnya... Dan akan dosa2 kita yg lain?

Pemahaman agama yg baik.. Adalah modal utama...

Tentu seseorg ibu tdk perlu membunuh anak2 nya krn takut pd "dunia"?

Kita sedang mendidik seorg calon ulama? Maka bersabarlah...

Terus berdayakan diri... Berusaha menjadi lebih baik setiap harinya....Atau, sedang mendidik dan melatih seorg pembunuh? Maka silahkan.. Lanjutkan saja.. Turutkan semua hawa nafsumu..

Lampiaskan semua amarahmu..Pada makhluk lemah.. Polos.. Dan tidak berdaya itu...

Tapi ingat..jika kita mengimani, Hidup d dunia..Hanya sebentar saja..

Jangan sampai salah mengambil pilihan...

Menyesal selama-lamanya...

----------------------------------------------------------------------------------

teman-teman,

sedikittt tentang teori konsep diri..

Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Bila individu membenarkan pandangan orang lain terhadap dirinya maka tertanamlah pandangan yang dikatakan oleh orang lain itu sebagai konsep diri.
Coba teman-teman perhatikan, apakah tokoh 'aku' membenarkan pandangan orang lain itu?
atau

Apakah dirinya mengembangkan penyangkalan atas pandangan-pandangan tersebut?
ya..! ia mengembangkan penyangkalan..memulainya dengan yakin akan pertolongan Allah yang selalu memberikan kemudahan dalam kesulitan, menggantungkan semuanya pada Allah.. masya Allah...

lalu mengartikan pandangan-pandangan orang lain tersebut dengan konsepnya sendiri, bahwa dirinya positif dengan pertolongan Allah.. lalu berusaha dengan perjuangan keras di saat lingkungan tidak mendukung.

ia menilai dirinya dengan maknanya sendiri... bukan dari orang lain.. bukan dari orang tua, apalagi lingkungan..

karena makna selalu ada setiap saat...

saat sulit maupun mudah

dirimu yang memilih untuk bagaimana memaknai..!

bersabar.. bersyukur.. bukan konsep maya yang membuat kita berpikir sulit melakukannya.

itu, Rasulullaah yang mengajarkan

sabar.. syukur.. sungguh tidak berbatas

berpikirlah positif, bukankah Allah sesuai prasangka hamba-Nya?


----------------------------------------------------------------------------------

Ya, bangunlah konsep diri positif, kembalilah ke makna hidupmu... yakinlah selalu akan pertolongan Allah.. selalu ingatlah itu..

"Dunia.. Adalah ajang pembuktian kualitas diri kita"

Sampai pada akhirnya...

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَاPada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.

Bertahanlah...

Hidup hanya sangat sebentar...


jalani
hari dengan diri yang lebih positif bukalah makna cerita hidupmu

dengan bermakna

=)
wallohu a'lam

2 komentar: